siginews-Italia – Claudio Ranieri tak bisa menyembunyikan luapan adrenalinnya usai pertandingan atas kemenangan Roma 3-1 atas AC Milan.
“Mungkin nanti saat melihat tayangan ulangnya, saya akan lebih emosional,” ujarnya.
Namun, ia tak menampik kebahagiaannya atas apresiasi yang ditunjukkan para suporter.
Ranieri menyoroti awal musim yang sulit, namun memuji kekompakan tim yang terus bersatu dan saling membantu.
Ia menyampaikan terima kasih tulus kepada para pemain, suporter, dan ketua atas dukungan mereka.
Mengenai tifo menyentuh sebelum kick-off, Ranieri mengaku sempat melihat wasit dan ingin segera memulai, namun ada instruksi penundaan satu menit.
Ia memaknai momen-momen emosional dalam sepak bola, dan jelas lebih menikmati perasaan positif.

Mengenai jalannya musim ini, Claudio Ranieri menjelaskan, para pemain telah mengenal karakter antara pemain dan pelatih. Saya memahami mereka dan sebaliknya.
“Para pemain telah mengikuti saya sejak hari pertama. Beberapa dari mereka sudah mengenal saya dan tahu karakter seperti apa saya. Saya memberi tahu mereka: Anda harus membantu saya karena saya tidak dapat melakukannya sendiri. Itu setelah meminta bantuan para penggemar juga,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kondisi tim saat kedatangannya tengah terpuruk.
“Para pemain cerdas. Mereka luar biasa. Saya memberi mereka keyakinan karena ketika saya datang, moral mereka jelas-jelas sedang terpuruk. Kepercayaan diri hampir sepenuhnya hilang tetapi perlahan-lahan kami berhasil membalikkan keadaan,” ungkap Ranieri.
Ranieri menunjuk laga melawan Tottenham sebagai titik balik dari kegagalan saat melawan Napoli. Tapi tim bermain bagus.
“Kami kalah pada pertandingan pertama dari Napoli tetapi bermain cukup baik. Kemudian kami pergi ke London untuk melawan Tottenham dan kami tampil hebat,” jelasnya.
Lanjutnya, “Kami berhasil meraih hasil imbang di akhir dan itulah hal yang ingin saya lihat karena saya telah memberi tahu para pemain saya untuk berjuang sampai akhir sehingga Anda dapat meninggalkan lapangan dengan pengetahuan bahwa, jika Anda kalah, itu karena lawan Anda lebih baik, atau memiliki momen-momen tertentu yang menguntungkan mereka.”
Ia menambahkan, tim telah memberikan yang terbaik untuk saya. Lalu kita perbaiki bersama dengan perlahan meraih 19 laga tak terkalahkan.
“Saya baik-baik saja dengan itu karena ketika para pemain memberikan segalanya untuk tim, saya hanya bisa menerima respons mereka. Sedikit demi sedikit kami memperbaiki diri dan meraih 19 pertandingan tak terkalahkan, yang sangat hebat,” imbuhnya.
(Editor Aro)