siginews-Surabaya – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menunjukkan keseriusan dalam merevitalisasi Bahasa Jawa, khususnya Krama Inggil, di lingkungan sekolah.
Tak hanya menjadi pelajaran wajib, Dispendik akan menyesuaikan pengajaran dengan logat khas Surabaya, demi membiasakan siswa berkomunikasi aktif dalam Bahasa Jawa.
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh, pada Rabu (2/7), menegaskan fleksibilitas dalam penerapan pengajaran. “Pengajaran akan disesuaikan dengan Bahasa Jawa khas Surabaya. Misalnya, dalam mendongeng, siswa bisa menggunakan cerita daerah dengan logat khas Surabaya seperti kata ‘rek’ atau ‘koen’, menunjukkan fleksibilitas dalam penerapan,” ujar Yusuf.
Yusuf menambahkan bahwa Dispendik Surabaya sangat siap mendukung revitalisasi ini. “Bahasa Jawa telah ditetapkan sebagai pelajaran wajib, dan Krama Inggil akan menjadi bagian tak terpisahkan dari modul ajar kami. Ini adalah langkah konkret untuk membiasakan siswa dan seluruh warga sekolah berkomunikasi dalam Bahasa Jawa, sehingga tidak hanya teori tapi juga praktik,” tambahnya.
Kolaborasi Lintas Instansi dan Penyusunan Modul Ajar
Program revitalisasi ini tidak berjalan sendiri. Sebelumnya, telah dilakukan rapat koordinasi antarinstansi bersama Balai Bahasa serta perwakilan dari Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya. Rapat ini menghasilkan penandatanganan komitmen dukungan revitalisasi Bahasa Jawa, yang disaksikan langsung oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra.
“Selain itu, MGMP Bahasa Jawa Kota juga diberi mandat untuk menyusun modul ajar revitalisasi Bahasa Jawa, lengkap dengan Surat Perintah Tugas resmi,” terang Yusuf.
Tim guru dari SD dan SMP juga akan terlibat aktif dalam penyusunan modul ajar di Balai Bahasa Jawa Timur pada 24-26 Juni 2025. “Modul pembelajaran ini, yang sedang dalam tahap kurasi dan disusun bersama tim dari UNESA, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya, akan menjadi panduan utama bagi guru dan siswa,” jelas Yusuf.
Untuk memfasilitasi koordinasi dan pengiriman hasil kerja, Balai Bahasa juga akan membentuk grup khusus.
Dengan persiapan yang komprehensif ini, Dispendik Surabaya optimis Bahasa Jawa Krama Inggil akan semakin hidup dan lestari di kalangan generasi muda Surabaya.
(Editor Aro)