siginews-Surabaya – Di tengah kondisi perkenomian global saat ini yang menghadapi berbagai tantangan, termasuk perlambatan pertumbuhan dan inflasi yang masih tinggi di berbagai negara, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak meminta warga masyarakat agar tidak khawatir menyimpan uangnya di bank.
“Kita ingin masyarakat tidak khawatir untuk menyimpan uangnya di bank,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak di sela menjadi keynote speaker dalam acara Business Talk Financial Festival CNBC Indonesia bertema ‘Empowering Local Economies Through Resilient Financial System’ di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (6/8/2025).
Emil menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir menyimpan uangnya di bank, karena mendapatkan penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Karena negara betul-betul menjaga keamanan dana nasabah perbankan. Dan ini menjadi penting karena sistem perekonomian kita ditopang oleh sistem keuangan. Dan sistem keuangan ditopang oleh bagaimana simpanan masyarakat ini kemudian dikelola untuk menggerakkan perekonomian,” tuturnya.
Emil menerangkan, LPS merupakan lembaga strategis yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2004, yang bertugas menjamin simpanan nasabah dan menjaga stabilitas perbankan nasional.
LPS menjamin simpanan hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank, baik dalam bentuk tabungan, deposito, maupun produk simpanan lainnya.
“Jadi nggak usah khawatir nabung di bank, karena LPS menjaminan Rp 2 miliar per nasabah. Selain itu,
dalam produk deposito juga ada jaminannya. Tabungan yang bukan deposito juga ada, ada BPR, ada bank umum, semua tentu punya kelebihan dan punya segmen pasar masing-masing. Tapi semuanya mendapatkan proteksi dari negara,” terangnya.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur ini mengungkapkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Jawa Timur terus meningkat dalam 6 tahun terakhir. Namun peningkatan literasi harus diimbangi dengan kepercayaan dan partisipasi aktif dalam sistem keuangan formal.
Dalam kesempatan itu, Wagub Emil mengapresiasi Generasi Z yang dikatakannya melek masalah finansial. Sehingga, animo dari anak-anak muda ini terhadap acara-acara seperti Financial Festival ini menjadi harapan bagi masa depan perekonomian Indonesia maupun Jawa Timur.
“Saya salut sama Gen Z karena rasa ingin tahunya tinggi, dan mencari informasi dari mana-mana. Mereka juga tertarik berinvestasi di berbagai macam instrumen, apakah itu di surat perbankan, surat berharga, atau pasar modal,” ujarnya.
Ia berharap anak-anak muda untuk semakin giat memanfaatkan lembaga keuangan perbankan, untuk bertransaksi.
“Karena ini akan cukup membantu memperkuat sistem perekonomian kita,” katanya.
Mantan Bupati Trenggalek itu mengingatkan anak muda untuk tidak terbawa arus atau merasakan Fear of Missing Out (FOMO). Sehingga, pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan bijak.
Sementara itu, dalam hal inklusi keuangan, Wagub Emil mengatakan bahwa Pemprov Jatim telah lama memanfaatkan teknologi inovatif. Contohnya saat COVID-19, Jawa Timur menyalurkan bantuan kepada masyarakat melalui sistem E-wallet.
E-wallet ini sendiri dikembangkan saat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masih menjadi Menteri Sosial. Di mana, Gubernur Khofifah mengembangkan e-wallet untuk mempermudah masyarakat memperoleh bantuan hanya dengan sistem gesek.
“Kita kemudian bisa menambah bantuan kepada masyarakat melalui sistem E-wallet tadi. Jadi tidak perlu repot-repot bikin sistem, langsung di-top up ke dalam E-wallet. Ini salah satu cara kita mendorong inklusi keuangan,” paparnya.
Cara berikutnya adalah melalui program-program yang memang melibatkan perbankan. Seperti program permodalan untuk UMKM juga trading agro melalui perbankan.
Hasilnya, pada tahun 2022, tingkat inklusi Jawa Timur menjadi tertinggi keempat secara nasional dengan nilai sebesar 92,99 persen. Angka ini bahkan telah melampaui target nasional 90 persen untuk tahun 2024.
(jrs)