siginews-Surabaya – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap penyandang disabilitas dengan meluncurkan inovasi terbaru.
Tim pakar dari kampus tersebut merancang aplikasi peringatan dini tsunami berbasis Android yang diberi nama ‘Joko Tingkir’, khusus untuk penyandang tunanetra.
Aplikasi ini merupakan hasil riset dari tim Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang diketuai oleh Prof. Madlazim, bersama Prof. Tjipto Prastowo dan Muhammad Nurul Fahmi.
Fitur Inklusif dan Real-Time
Ketua peneliti, Madlazim, menjelaskan bahwa aplikasi ini didesain dengan prinsip inklusivitas dan kemudahan penggunaan. Aplikasi ‘Joko Tingkir’ mampu memberikan informasi gempa dan potensi tsunami secara real-time melalui notifikasi suara, getaran, dan tampilan visual yang kontras.
Fitur-fitur utamanya meliputi:
1. Navigasi Suara: Memberikan panduan langsung bagi pengguna tunanetra total.
2. Tampilan Visual Kontras: Membantu pengguna dengan sisa penglihatan.
3. Kompatibilitas Screen Reader: Elemen sentuh layar dirancang agar dapat bekerja dengan teknologi pembaca layar.
4. Madlazim menambahkan bahwa aplikasi ini adalah pengembangan dari model sebelumnya dan ramah penyandang tunanetra.
“Aplikasi ini merupakan pengembangan lebih jauh dari model sebelumnya yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, tetapi belum mengakomodasi kebutuhan teman-teman disabilitas. Model yang sekarang ini dikembangkan ramah penyandang tunanetra,” ucapnya.
Proses pengembangan teknologi ini dimulai dengan pengambilan data gempa bumi dari layanan FDSNWS (Federated Data Service Network Web Services).
Layanan ini menyediakan data real-time terkait kejadian gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia dan sekitarnya.
Data ini mencakup informasi detail mengenai lokasi episentrum, magnitudo, kedalaman, dan parameter lainnya.
Jika gempa yang terjadi terdeteksi berpotensi tsunami, maka aplikasi akan memberikan peringatan dini dalam bentuk notifikasi suara dan getaran mengenai informasi gempa, dan estimasi dampak tsunami.
Getaran digunakan sebagai bentuk tambahan peringatan untuk memastikan pengguna tunanetra dapat merasakan sinyal bahaya secara langsung.
Dalam kasus di mana potensi tsunami tidak terdeteksi, teknologi tetap memberikan notifikasi suara yang berisi informasi lengkap mengenai parameter gempa bumi, sehingga pengguna tetap mendapatkan informasi yang relevan.
Tjipto Prastowo, tim riset ‘Joko Tingkir’ menambahkan, aplikasi tidak hanya memberikan peringatan dini, tetapi juga memberikan edukasi bencana yang inklusif.
Inovasi ini sudah melewati tahapan pengujian dengan melibatkan penyandang tunanetra. Ke depan, pengembangan terbaru yang ramah disabilitas akan diupdate di Play Store.
Riset yang didukung BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) dan tembus jurnal Eureka: Physics and Engineering (Q3) untuk terbit November 2025 ini penting untuk meningkatkan keselamatan kelompok rentan dan menjembatani kesenjangan akses informasi selama bencana bagi penyandang disabilitas.
(Editor Aro)