siginews-Jakarta – Sebanyak 7.905 gerai Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih kini siap menjalin sinergi dengan BUMN dan swasta.
Kemitraan ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan pasokan produk dan komoditas pangan, yang nantinya akan diperjualbelikan melalui gerai-gerai tersebut dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) sekaligus Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih, Ferry Juliantono, menyatakan bahwa para produsen pangan, baik dari BUMN maupun swasta, telah berkomitmen untuk menyuplai produk unggulan mereka.
Dukungan ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan operasional Kopdes/Kel Merah Putih dan mempermudah akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok.
“Harapan Pak Presiden yaitu barang-barang (produk dasar) bisa dijual ke masyarakat melalui Koperasi dengan harga yang lebih terjangkau, oleh sebab itu peluang ini bisa diisi oleh BUMN atau swasta melalui gerai-gerai yang ada di Kopdes Merah Putih,” kata Wamenkop Ferry Juliantono saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Operasionalisasi dan Pengembangan Gerai Sembako Kopdes/ Kel Merah Putih bersama para Produsen Pangan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Selasa (26/8).
Hingga 25 Agustus 2025, tercatat 7.905 gerai koperasi aktif sudah beroperasi dan siap disinergikan. Secara nasional, ditargetkan sebanyak 15.000 hingga 25.000 unit Kopdes/Kel Merah Putih sudah dapat beroperasi pada Agustus-September 2025.
Fungsi Ganda Koperasi dan Peran sebagai Distributor Akhir
Wamenkop Ferry menjelaskan bahwa gerai Kopdes/Kel Merah Putih tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli sembako, melainkan juga sebagai pusat layanan publik di desa.
Koperasi ini ditargetkan menjadi pusat penyaluran program pemerintah dan barang bersubsidi, seperti gas LPG 3 Kg, pupuk, beras, dan bantuan sosial.
“Fungsi Kopdes ini bisa menjadi ganda yaitu menjual barang, menyalurkan program pemerintah pusat, sekaligus berperan sebagai gudang dengan fasilitas dryer, cold storage, dan titik serah barang subsidi,” jelasnya.
Dengan keterlibatan BUMN, swasta, dan asosiasi, ia optimistis keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih akan memperpendek rantai pasok dan menekan biaya logistik, sehingga harga barang bisa lebih stabil dan terjangkau di tingkat desa.
“Kita tidak ingin Kopdes ini justru menciptakan persaingan dengan warung UMKM. Justru posisinya bisa menjadi agen sub distributor, sehingga membantu memperkuat jaringan distribusi,” tegasnya.
(Editor Aro)