Banyuwangi – Santri korban pengeroyokan senior ponpes, berinisial AR (14), warga Kabupaten Buleleng, Bali tewas menghembuskan napas terakhir setelah dirawat selama enam hari, Kamis (2/1/2025). Kapolresta Banyuwangi turut menyampaikan belasungkawa dan menjelaskan menemui keluarga korban sesaat setelah korban dinyatakan meninggal dunia pukul 13.30 WIB.
“Setelah menjalani perawatan selama enam hari, korban hari ini dinyatakan meninggal dunia,” kata Kapolresta di RSUD Blambangan.
Kapolresta menyampaikan kepada keluarga korban, memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.
Pihak Kepolisian telah melakukan penahanan dan menetapkan enam orang tersangka yang merupakan senior korban. Mereka adalah HR (17), IJ (18), MR (19), S (18), WA (15), dan Z (18). “Seluruhnya sudah kami tahan,” ujarnya.
Dengan meninggalnya korban, konstruksi hukum dalam kasus tersebut juga akan berubah. Para korban akan dikenalkan pasal 170 tentang pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Sebelum meninggal, korban AR sempat dirawat secara intensif di RSUD Blambangan. Ia diketahui mengalami mati batang otak.
Sementara Pj Sekda Banyuwangi Guntur Priambodo turut datang untuk menemui keluarga korban usai menerima kabar bahwa korban meninggal, menyatakan belasungkawa atas kejadian yang dialami korban dan akan menanggung seluruh biaya santri korban pengeroyokan yang dirawat di RSUD Blambangan. Kedatangan itu sekaligus untuk menyerahkan santunan kepada keluarga korban.
“Kami akan membantu sepenuhnya terhadap biaya perawatan dan pengobatan selama di rumah sakit hingga jenazah dipulangkan,” kata Guntur saat mengunjungi korban dan keluarganya di RSUD Blambangan, Kamis (2/1/2025).
Guntur mengatakan, pemkab bersama forkopimda akan melakukan langkah-langkah agar kejadian serupa tak terulang kembali. Terutama di lingkungan pendidikan, baik pondok pesantren maupun sekolah.
“Kami akan secara masif menyampaikan edukasi ke lembaga-lembaga pendidikan, ke pesantren-pesantren, sekolah-sekolah, agar hal semacam ini tidak terjadi lagi. Ini menjadi PR kita bersama, termasuk orang tua juga,” kata Guntur.
(Aro)