Jakarta – Koperasi di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi lebih signifikan dalam perekonomian nasional. Salah satu langkah strategis untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mendorong koperasi untuk berkolaborasi dan memiliki andil kepemilikan di sektor industri, bahkan di perusahaan – perusahaan besar.
Langkah ini bukan hanya akan memperkuat posisi koperasi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan melalui pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan anggota koperasi.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi koperasi untuk bisa tumbuh lebih besar sebagaimana koperasi-koperasi di negara lain seperti Eropa. Untuk itu berbagai terobosan kebijakan sedang dipersiapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Koperasi (Kemenkop).
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono saat memberikan sambutan pada acara Seminar Cooperative Development: European Best Practices yang digelar di Auditorium Kemenkop Selasa (07/01). Acara seminar ini dihadiri Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenKop) Ahmad Zabadi, Sector Coordinator Horticulture PUM Netherlands Marcel P.K. Stalen dan Senior Expert PUM Netherlands Richard van der Maden
Ferry menjelaskan bahwa koperasi besar di dunia yang mampu mendirikan badan usaha sehingga memberikan kontribusi pada pendapatan yang signifikan terhadap koperasi. Contohnya Friesland Campina sebuah koperasi yang berpusat di Belanda dengan brand Frisian Flag, Rabobank sebuah bank yang didirikan koperasi di Belanda yang melayani jasa keuangan dan lain sebagainya.
“Di Eropa terutama di Belanda koperasi itu mempunyai andil kepemilikan di dalam sebuah usaha besar seperti Frisian Flag. Jadi apa yang sudah dilakukan oleh koperasi di Eropa itu persis seperti yang kita rintis saat ini,” kata Wamenkop Ferry Juliantono.
Melalui seminar tersebut, Ferry berharap para pegiat koperasi dan gerakan koperasi di Indonesia dapat belajar lebih banyak tentang praktik baik yang berhasil dilakukan di Belanda. Kemenkop memastikan akan siap memberikan dukungan penuh terhadap koperasi-koperasi potensial di dalam negeri yang memiliki misi besar untuk bisa go global.
“Acara ini (seminar) penting karena kita bisa belajar dari pengalaman beberapa negara terutama di belanda dan negara di Eropa lainnya dimana badan usaha koperasi punya pabrik sendiri pengalaman sukses pengelolaan koperasi di negara lain bisa dijadikan role model bagi kita,” kata Ferry.
Keterlibatan di sektor industri dan perusahaan besar dapat membuka akses koperasi terhadap sumber pendanaan yang lebih besar, baik melalui investasi langsung, pinjaman perbankan, maupun penerbitan obligasi.
Koperasi dapat berperan sebagai pemasok bahan baku atau komponen bagi industri dan perusahaan besar, sehingga memperkuat rantai pasok dan menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
“Oleh karena itu dalam rangka mempercepat penguasaan aset lebih besar oleh koperasi, Pak Presiden Prabowo mengharapkan kita mendukung koperasi untuk masuk ke sektor industri,” kata Wamenkop.
Melalui kolaborasi dan kepemilikan andil, koperasi dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global, terutama dalam menghadapi persaingan di era industri 4.0.
(Aro)