Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus berupaya meningkatkan peran koperasi di sektor pertanian melalui program transformasi dan skema baru penyaluran pupuk. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi petani, meningkatkan efisiensi distribusi pupuk, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani dan anggota koperasi.
Wamenkop Ferry Juliantono menjelaskan proses transformasi ini akan dilakukan secara bertahap. Termasuk konversi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menjadi koperasi. Acara tersebut disampaikan dalam Konferensi Pembangunan Indonesia 2025 oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
“Saat ini, dari 64.000 Gapoktan, baru 4.000 yang telah menjadi koperasi. Proses konversi sisanya akan dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Salah satu fokus utama Kemenkop UKM adalah perbaikan skema penyaluran pupuk bersubsidi. Hal ini dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang selama ini terjadi, seperti penyaluran yang tidak tepat sasaran, penyelewengan, dan kelangkaan pupuk di tingkat petani.
Mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk bertransformasi menjadi koperasi agar memiliki landasan hukum yang lebih kuat dan dapat berperan lebih efektif dalam penyaluran pupuk.
Ferry juga menekankan pentingnya sinergi antar kementerian, khususnya dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan kelancaran distribusi pupuk.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR Periode 2024-2029 Sufmi Dasco mendukung upaya Kemenkop dalam mendorong program kepentingan rakyat melalui koperasi.
“Dukungan perlu diberikan. Apalagi program yang memang untuk kepentingan rakyat. Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang mengalami pelambatan, maka upaya pendorong ekonomi nasional terus dilakukan,” ujar Dasco.
(Aro)