Surabaya – Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya kedatangan kapal pesiar mewah Seven Seas Voyager pada Senin (13/1/2025). Ini merupakan kunjungan perdana bagi kapal tersebut di pelabuhan ini. Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa menyambut kedatangan kapal dengan GRT 42.363 GT dan LOA 206,5 meter yang membawa 642 penumpang dan 365 kru.
Kapal pesiar Seas Voyager berbendera Bahama tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pukul 08.00 WIB, setelah berlayar dari Semarang.
Para wisatawan berkesempatan menjelajahi Surabaya dan berkunjung ke ikon kota, seperti wisata sejarah ke Trowulan, dan eksplorasi budaya Jawa Timur. Kedatangan wisatawan disambut dengan Tari Reog Ponorogo dan pengalungan bunga. UMKM lokal juga berpartisipasi dengan menawarkan produk dan kuliner khas.

Selama di Surabaya, wisatawan juga dimudahkan dengan berbagai pilihan transportasi seperti bus, layanan Grab yang bekerja sama dengan agen perjalanan, dan taksi daring untuk mengunjungi destinasi di Surabaya, mulai dari Kota Lama dan museum, hingga situs Majapahit di Museum Trowulan, Mojokerto.
General Manager Kalimas dan GSN Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa, Ana Adiliya menyampaikan bahwa hingga saat ini telah tercatat sebanyak 23 kapal pesiar yang akan datang ke Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2025 ini.
“Berdasarkan list yang sudah masuk untuk saat ini rencananya ada sebanyak 18 kapal pesiar yang akan singgah di Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2025, data ini agak berbeda dari data sebelumnya sebanyak 23 kapal karena terjadi beberapa pembatalan kunjungan kapal pesiar sebanyak 5 kapal dan rencananya kapal pesiar Seven Seas Explorer nantinya akan sandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada tanggal 31 Januari 2025,” jelas Ana.
Selain itu, upaya pencegahan penyebaran virus menjadi prioritas dalam penyambutan kedatangan kapal pesiar Seven Seas Voyager. Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa berkoordinasi dengan KKP Kelas 1 Surabaya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan wisatawan, termasuk pengecekan suhu tubuh.
Wisatawan dengan suhu di atas 37 derajat Celcius akan mendapatkan penanganan khusus di klinik dan tidak diizinkan berwisata di Surabaya. Berkat langkah antisipasi ini, sejauh ini tidak ditemukan gejala maupun virus pada para wisatawan.
(Aro)