Bogor – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya sekadar memberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anak Indonesia, tetapi juga harus dirancang dan diimplementasikan sedemikian rupa sehingga memberikan multiplier effect (efek berganda) yang signifikan bagi perekonomian masyarakat secara luas.
Sekretaris Jenderal Gakoptindo, Hugo Siswaya, menyampaikan aspirasi agar pemerintah, dalam hal ini Kemenkop, dapat memfasilitasi Gakoptindo sebagai pemasok utama komoditas tempe dan tahu dalam program MBG. Distribusi produk koperasi saat ini telah menjangkau berbagai toko ritel dan pasar tradisional di wilayah Jabodetabek serta beberapa kota besar di Indonesia.
“Kita harap tempe dan tahu bisa menjadi pilihan utama pada program MBG karena kandungan gizi di dalamnya yang luar biasa. Kita ingin pengrajin tempe bisa mendukung dalam program ini yang paling dekat adalah untuk memenuhi kebutuhan dari SPPG,” katanya.
Sementara, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/ PCO) Ujang Komarudin yang turut hadir mendampingi kunjungan kerja Menkop Budi Arie ke Rumah Tempe Indonesia dan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) ke Bogor, Rabu (15/1/2025).
Ujang Komarudin menegaskan bahwa program MBG harus memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat termasuk kepada UMKM hingga koperasi – koperasi produsen.
“MBG ini kami harapkan bisa menggerakkan pertumbuhan sektor ekonomi di desa, jadi program MBG ini menjadi program prioritas Pak Presiden untuk memastikan pertumbuhan ekonomi itu jalan,” kata Ujang.
Dengan implementasi yang tepat, program MBG tidak hanya akan memberikan manfaat gizi bagi anak-anak Indonesia, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat, khususnya bagi UMKM dan koperasi, serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
(Aro)