Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, adalah sosok yang dikenal karena komitmennya terhadap pluralisme dan kesetaraan.
Salah satu kebijakan politik pentingnya adalah pengakuan peran etnis Tionghoa dalam masyarakat Indonesia. Bahkan, ia mendapat julukan “Bapak Tionghoa Indonesia”.
Gus Dur aktif dalam memperjuangkan hak-hak etnis Tionghoa. Ia mencabut kebijakan yang diskriminatif terhadap etnis Tionghoa, seperti larangan penggunaan bahasa Mandarin dan usaha.
Penghapusan Diskriminasi dan Pengakuan Budaya Tionghoa
Langkah-langkah Gus Dur membuka jalan bagi pengakuan budaya Tionghoa sebagai bagian dari keragaman budaya Indonesia.
Perayaan Imlek kini menjadi perayaan nasional dan bahasa Mandarin diajarkan di sekolah-sekolah.
Gus Dur juga aktif dalam mendukung berbagai kegiatan yang mempromosikan dialog antar budaya dan pemahaman antar etnis.
Warisan Gus Dur untuk Kesetaraan Warga
Gus Dur tidak hanya memperjuangkan kesetaraan bagi etnis Tionghoa, tetapi juga bagi semua warga negara Indonesia tanpa memandang suku, agama, atau ras.
Ia percaya bahwa semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di depan hukum.
Warisan Gus Dur terus menginspirasi upaya-upaya untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih inklusif dan setara.
Gus Dur adalah tokoh yang visioner dan berani dalam memperjuangkan kesetaraan bagi semua warga negara. Jasa-jasanya dalam memperjuangkan kesetaraan bagi etnis Tionghoa dan kelompok minoritas lainnya akan selalu dikenang.
Gus Dur adalah contoh pemimpin yang peduli tentang keadilan dan kesetaraan bagi semua orang.
Oleh Moch Picter S
Editor: Aro