Jakarta – PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mencatatkan laba bersih di tahun 2024 mencapai double digit.
Menutup tahun 2024, OCBC mencatatkan kinerja yang tangguh, ditandai dengan pertumbuhan laba bersih di angka 4,9 triliun atau naik 19 persen YoY.
Kinerja keuangan utama (konsolidasi) per 31 Desember 2024, laba bersih mencapai Rp 4,9 triliun. Jumlah tersebut mengalami kebaikan 19 persen dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai Rp 4,1 triliun.
Kredit-bruto di tahun 2024 mencapai 170,5 triliun atau mengalami kenaikan 11 persen dibandingkan dengan tahun 2023 tercatat 154,1 triliun.
Simpanan nasabah di tahun 2024 mencapai 205,9 triliun atau meningkat 13 persen dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 181,8 triliun.
Jumlah aset sebesar 281 triliun mengalami peningkatan 13 persen dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 249,8 triliun.
Jumlah ekuitas sebesar 40,7 triliun atau meningkat 9 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar 37,3 triliun.
Pertumbuhan laba bersih mencapai 4,9 triliun karena didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik sebesar 11 persen YoY, dan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sebesar 87 persen yang mencerminkan pengelolaan kualitas aset dan risiko yang terjaga dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian.
Melalui siaran pers pada 31 Januari 2025, Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan, sepanjang tahun 2024, OCBC mencatatkan kinerja yang tangguh, dengan pertumbuhan laba bersih mencapai dua digit.
“Hal ini menunjukkan kepercayaan nasabah kepada bank dan resiliensi Bank dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik,” ujar Parwati.
Ia menambahkan, kualitas kredit juga senantiasa terjaga baik, terlihat dari rasio Kredit Bermasalah Bruto yang stabil di angka 1,6% dan Loan at Risk yang turun 0,4% secara point to point, dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, kondisi likuiditas Bank juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 260,6%, jauh di atas ketentuan regulator.
Dari sisi pembiayaan, per 31 Desember 2024, Bank telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan dengan pertumbuhan sebesar 5,5 Triliun atau 17% YoY, dimana 42,3% di antaranya dalam bentuk pinjaman terkait keberlanjutan dan pembiayaan hijau. Kredit ritel tumbuh 14% YoY, dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar 9% YoY.
“Di penghujung tahun, jumlah transaksi melalui e-channel berhasil mencatatkan pertumbuhan hingga 58% YoY. Pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 20% YoY, sedangkan pengguna aktif OCBC Business Mobile untuk nasabah korporasi mengalami peningkatan jumlah pengguna sebesar 30% YoY,” terangnya.
Parwati menambahkan, dalam menghadapi peluang dan juga tantangan di tahun 2025 ini, tentunya dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.
“OCBC terus memegang teguh komitmen untuk berinovasi dan beradaptasi demi memberikan layanan terbaik kepada nasabah baik individu dan juga bisnis,” jelasnya.
(jrs)