Jakarta – SIG atau PT SIG atau PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Indonesia (Persero) Tbk siap mensukseskan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tentang penyediaan 3 juta rumah.
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo menegaskan komitmen pemerintah untuk mensukseskan program 3 juta rumah.
Menurutnya, program 3 juta rumah tidak hanya bertujuan untuk menyediakan hunian bagi masyarakat, namun sektor perumahan dinilai juga akan memberikan stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kita sekarang sudah komitmen nyata dari pemerintah Qatar dan swasta Qatar untuk pembiayaan 4 juta sampai 6 juta unit rumah,” ujar Hashim S. Djojohadikusumo saat menyampaikan keynote speech pada acara ESG Sustainability Forum 2025 yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, pada Jumat (31/1/2025).
Hashim menambahkan, telah dilakukan pertemuan dengan Menteri Energi dan Perindustrian Uni Emirat Arab juga komit 1 juta dan mungkin lebih.
“Ini belum termasuk dari Cina, Turki, India, Singapura dan lain-lain. Ini semua akan menjadi stimulus ekonomi bagi 185 bidang ekonomi yang terikat atau tersentuh bidang perumahan, termasuk semen,” terangnya
Hashim S. Djojohadikusumo yang juga merupakan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, program 3 juta rumah setiap tahun akan meningkatkan permintaan semen, sehingga dapat membantu mengatasi masalah oversupply yang dihadapi oleh industri semen domestik saat ini.
“Itu selama Pak Prabowo memimpin, program perumahan akan terus berlangsung,” ujarnya.
Hashim S. Djojohadikusumo juga menghimbau agar pelaku industri memperhatikan aspek lingkungan seiring meningkatnya kegiatan ekonomi.
“Apa hubungannya dengan ESG dan lingkungan hidup? Bisnis itu pasti ada dampak. Pabrik semen kan berproduksi terus dan menghasilkan emisi. Di sini kita harus jaga baik-baik,” tegas Hashim S. Djojohadikusumo.
Berbicara sebagai narasumber pada acara yang sama, Direktur Utama SIG, Donny Arsal yang narasumber pada acara ESG Sustainability Forum 2025 yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, menyampaikan bahwa SIG senantiasa menjalankan praktik bisnis berkelanjutan berdasarkan pilar-pilar ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam memastikan keberlangsungan bisnis jangka panjang.
SIG juga telah memiliki dan menerapkan Sustainability Roadmap 2030 yang menyelaraskan aspek Triple Bottom Line yaitu Planet, People, Prosperity.
SIG secara terus-menerus berupaya dalam menurunkan tingkat emisi karbon per ton produknya melalui penurunan konsumsi energi dan peningkatan produktivitas melalui teknologi berbasis AI (artificial intelligence), mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam melalui penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif, pembangkit listrik tenaga surya dan mikrohidro, maupun recovery panas (WHRPG), serta penggunaan teknologi baru sejalan dengan perkembangan zaman seperti hydrogen rich injection.
”Pola operasi yang ramah lingkungan telah mendukung inisiatif SIG dalam memproduksi semen hijau yang tercatat 21% sampai dengan 38% lebih rendah emisi karbon dibandingkan semen konvensional,” ujar Dony Arsal.
SIG juga menawarkan solusi pembangunan rumah berkelanjutan dengan bata interlock presisi, produk turunan dari semen hijau SIG yang ramah lingkungan.
“Penggunaan BIP membantu proses pembangunan rumah menjadi lebih cepat dan efisien, serta ramah gempa dengan tampilan modern,” tambahnya
Donny Arsal menambahkan bahwa SIG telah mengonversi pembiayaan Perusahaan ke Sustainability Linked Loan (SLL). Selain sebagai komitmen SIG terhadap inisiatif dekarbonisasi, SLL juga memberikan benefit penurunan margin bunga dibandingkan hutang bank sindikasi eksisting dengan terms yang lebih baik. Inisiatif ini semakin menunjukkan keseriusan SIG dalam upaya dekarbonisasi.
”Komitmen SIG dalam mendukung pencegahan pemanasan global berupa target pengurangan emisi GRK (gas rumah kaca) telah meraih validasi dari lembaga internasional, Science-Based Target initiatives (SBTi). Pencapaian ini membawa SIG menjadi perusahaan pertama di industri bahan bangunan Indonesia tervalidasi SBTi, yang memiliki kriteria ketat dalam menetapkan target emisi GRK sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” jelas Donny Arsal.
Pada acara ESG Sustainability Forum 2025 yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, pada Jumat (31/1/2025), juga diselenggarakan pemberian penghargaan.
SIG juga menerima penghargaan ESG Ratings 2025 by CNBC Indonesia Research atas komitmen Perusahaan untuk menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan, serta upaya dalam mengurangi emisi karbon.
(jrs)