‘Sejarah perjuangan pers nasional di Indonesia adalah sejarah perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan, menyampaikan informasi yang benar, dan mengawal demokrasi. Pers memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa, dan harus terus berupaya menjadi pilar demokrasi yang kuat.
Di era digital saat ini, pers menghadapi tantangan baru, namun dengan profesionalisme dan etika jurnalistik yang tinggi, pers dapat tetap relevan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat’……
Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari. Peringatan ini bukanlah sekadar perayaan, tetapi momentum untuk mengenang sejarah perjuangan pers Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan, menyampaikan informasi yang benar, dan mengawal demokrasi.
Awal Mula dan Peran Pers dalam Kemerdekaan
Sejarah pers nasional di Indonesia tidak terlepas dari perjuangan meraih kemerdekaan. Pada masa pergerakan nasional, pers menjadi alat perjuangan untuk menyuarakan aspirasi rakyat, membangkitkan semangat nasionalisme, dan melawan penjajahan Belanda.
Masa itu, surat kabar seperti “Medan Prijaji” yang diterbitkan pada tahun 1907 menjadi wadah bagi para tokoh pergerakan untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran mereka. Selain itu, ada juga surat kabar “De Locomotief” yang didirikan oleh orang Belanda dan kemudian dibeli oleh orang Indonesia. Koran ini kemudian berganti nama menjadi “Sinar Hindia” dan menjadi koran nasionalis.
Peran Pers Setelah Kemerdekaan
Paska Indonesia merdeka, pers terus berperan penting dalam pembangunan bangsa. Pers menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat, menyampaikan informasi tentang pembangunan, serta menjadi kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah.
Namun, pada masa Orde Lama dan Orde Baru, pers mengalami tekanan dan pembatasan kebebasan. Pemerintah memiliki kontrol yang kuat terhadap media, sehingga pers tidak dapat bergerak dan kritis dalam menyampaikan informasi.
Era Reformasi dan Kebebasan Pers
Setelah era reformasi 1998, kebebasan pers di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 menjamin kebebasan pers dan memberikan ruang yang lebih luas bagi media untuk menyampaikan informasi dan mengkritik kebijakan pemerintah.
Namun, kebebasan pers juga memiliki tantangan tersendiri. Pers harus tetap menjaga etika jurnalistik, menyampaikan informasi yang akurat dan berimbang, serta tidak terjebak dalam kepentingan politik atau ekonomi tertentu.
Tantangan Pers di Era Digital
Di era digital saat ini, pers menghadapi tantangan baru. Perkembangan teknologi informasi dan media sosial telah mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi. Pers harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, tetap relevan, dan memberikan informasi yang berkualitas di tengah banjirnya informasi dari berbagai sumber.
Selain itu, pers juga harus menghadapi masalah disinformasi dan hoaks yang semakin marak di media sosial. Pers harus mampu memberikan informasi yang akurat dan terpercaya, serta menjadi garda terdepan dalam melawan disinformasi.
Hari Pers Nasional sebagai Momentum Refleksi
Hari Pers Nasional adalah momentum bagi seluruh para pers untuk merenungkan kembali peran dan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Pers harus terus berupaya menjadi pilar demokrasi yang kuat, menyampaikan informasi yang benar, dan mengawal kepentingan publik.
Selain itu, Hari Pers Nasional juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk menghargai peran pers dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat harus cerdas dalam memilih dan memilah informasi, serta tidak mudah termakan oleh disinformasi dan hoaks.
(Aro)