Jakarta – Sikap netral, tidak berpihak dan memainkan peran ganda disampaikan dalam pidato Prabowo di Pertemuan World Governments Summit 2025 yang dilakukan secara daring.
Ia menyatakan komitmen Indonesia dalam mempertahankan diplomasi yang seimbang dengan dua kubu negara besar, yakni Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Indonesia menjalin kemitraan kedua negara tersebut dengan meningkatkan peran di organisasi internasional seperti BRICS, OECD, CPTPP, dan Indo-Pacific Forum.
“Kami berusaha untuk mendengarkan sebanyak yang kami katakan, menjalin kemitraan berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati,” ujar Prabowo.
Supervisi diplomasi Indonesia sebagai Negara dunia ketiga, menjadi jembatan antara dunia utara dan selatan, berkontribusi sesuai batas kemampuan dalam menciptakan tatanan global yang lebih damai dan stabil.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus tetap menjaga stabilitas dan kesejahteraan domestik.
“Kita harus mengerjakan pekerjaan rumah kita sendiri di dalam negeri. Pengaruh dan kemampuan kita untuk berkontribusi dalam stabilitas global saling berhubungan dengan kekuatan, ketahanan, dan kemajuan ekonomi, serta kesejahteraan sosial bangsa dan rakyat kita,” tegasnya.
Dalam diplomasi global, Indonesia selalu menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian. Terkait konflik Israel-Palestina, Indonesia dengan tegas mendukung solusi dua negara dan menyerukan diakhirinya siklus kekerasan.
“Dunia tidak bisa membiarkan siklus kekerasan terus berlanjut. Krisis yang terjadi di Ukraina, Gaza, Kongo Timur, dan wilayah lain di Afrika mencerminkan terkikisnya stabilitas global secara lebih luas. Indonesia memahami bahwa retorika saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan-tantangan ini,” tambahnya.
(Aro)