Jakarta – Demonstrasi seratusan simpatisan PDIP mewarnai proses pemeriksaan dan penahanan Hasto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pukul 19.30.WIB, Kamis (20/2/2025).
Sejumlah kader senior PDIP, termasuk Adian Napitupulu, Ribka Tjiptaning, Komarudin Watubun, Deddy Sitorus, dan Guntur Romli, memberikan dukungan. Hasto didampingi tim penasihat hukum PDIP yang terdiri dari Todung Mulya Lubis, Maqdir Ismail, Ronny Talapessy, Patra Zen, dan lain-lain.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, ditahan KPK atas dugaan kasus suap dan perintangan penyidikan. Penahanan dilakukan selama 20 hari pertama. Dalam konferensi pers, Hasto terlihat mengenakan rompi tahanan dan diborgol.
Kader PDIP Adian Napitupulu tampil menyampaikan orasinya di atas mobil komando. Orasi tersebut merupakan dukungan politik atas penahanan Hasto.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan massa aksi dan para simpatisan PDIP Perjuangan yang setia mengawal Hasto sampai malam hari selama diperiksa KPK.
“Bapak-bapak ibu-ibu dan teman teman seperjuangan, terima kasih sudah menunggu dengan setia mulai dari pagi,” ucap Adian.
Lanjutnya, ia menegaskan akan menemani selama Hasto diperiksa dan menyampaikan pesan dari Ketua Umum PDIP Perjuangan, tetap bergandengan tangan.
“Tentunya ini kita menunjukkan pada pak Sekjend kita (Hasto) bahwa dia tidak sendirian, bahwa dia tidak berjalan sendiri, dan dia tidak berjuang sendiri. Kehadiran kita dari siang sampai malam ini adalah pesan kepada Ketua umum bahwa kita tetap tidak sendirian. Kita tetap bisa bergandengan tangan,” tegasnya.
Kader PDIP sekaligus mantan aktivis reformasi 98, memaparkan, bahwa kejadian ini sering dialami PDIP sampai pada akhirnya memenangkan perjuangan.
“Bapak-bapak ibu-ibu peristiwa-peristiwa seperti ini sudah sering dialami PDIP perjuangan, kita pernah dihajar kiri dan kanan, tapi pada ujungnya kita menangkan pertarungan ini,” ujar Adian.
Dalam demontrasi yang dilakukan di depan kantor KPK, ia menekankan, bahwa yang melakukan aksi adalah partai, bukan gerombolan.
“Malam ini kita tunjukkan ke rakyat Indonesia, pada bapak-bapak polisi, pada KPK, bahwa kita adalah partai politik, kita bukan gerombolan, kita bukan kerumunan, partai politik harus terpimpin. Betul?? Setuju??,” teriak Adian di depan massa demonstran, lalu massa menjawab betul dan setuju.
Sementara, kuasa hukum yang mengawal Hasto saat diperiksa, Maqdir Ismail turut menyampaikan hasil pemeriksaan yang dilakukan KPK.
‘Saya perlu sampaikan bahwa terhadap mas Hasto dilakukan penahanan untuk waktu dua pekan. Alasan penahanan yang disebut kitab undang-undang itu tidak cukup untuk melakukan penahanan. Karena tidak mungkin mas Hasto akan menghilangkan barang bukti. Kenapa, barang bukti itu semua telah disita oleh KPK. Pengulangan perbuatan itu tidak mungkin karena tidak ada lagi pemilihan legislatif, semua sudah selesai,” kata Maqdir.
Maqdir mengatakan bahwa penahanan yang dilakukan KPK tanpa dasar dan alasan kuat.
“Kalau kita mau jujur melihat persoalan ini secara hukum tidak ada alasan untuk melakukan penahanan. Meskipun demikian kami ingin sampaikan ke saudara-saudara, ini bukan akhir, ini adalah awal kita akan melakukan perlawanan. Ini adalah awal kita menunjukkan jati diri kita bahwa kita bukan orang yang bisa dikalahkan dengan mudah,” katanya.
Kuasa hukum Sekjend PDIP ini, menjelaskan bahwa sesungguhnya yang dilawan hari ini bukan Negara, tetapi orang yang pernah berkuasa dan dipecat Hasto bersama pimpinan partai lainnya.
“Lawan kita ini bukan Negara, tetapi orang yang pernah berkuasa, yang dipecat oleh mas Hasto bersama pimpinan partai, itu lawan kita. Terhadap KPK mari kita berikan kesempatan mereka melakukan tugasnya dengan benar. Karena bagaimanapun juga yang kita perlukan kepastian hukum, sebab dengan kepastian hukum itulah kita bisa mengatakan bahwa kita adalah Negara hukum,” tegas Maqdir. (Aro)