Jakarta – Disaat Pemerintahan Prabowo menggelar acara besar pelantikan serentak kepala daerah se-Indonesia, muncul kejadian yang menyita perhatian publik, yakni, penahanan yang dilakukan oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin sore, Kamis (20/2/2025) terhadap Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto, menandakan dinamika politik dan demokrasi di negeri Indonesia tengah memanas yang di tengarai adanya pertentangan diantara elit politik makin tajam.
Paska penahanan, Sekjend Hasto dengan mengenakan rompi khas oranye tahanan KPK di depan awak media menyatakan sikap tegasnya dalam memenuhi setiap panggilan-panggilan KPK terhadap dirinya.
“Hari ini saya telah kooperatif memenuhi tanggungjawab sebagai warga Negara Republik Indonesia yang sah, melewati proses pemeriksaan sebagai tersangka dengan mengampuh 62 pertanyaan, yang saya jawab,” tegas Hasto.
Hasto menjelaskan selama dalam pemeriksaan KPK koperatif dan ramah dalam mengajukan 62 pertanyaan kepadanya.
“Dari penyidik KPK juga sangat ramah, sangat koperatif, 62 pertanyaan itu berkaitan dengan persoalan persoalan yang sudah inkrah, sehingga tidak ada hal yang baru yang di dalam pertanyaan pertanyaan itu,” ujar Sekjend DPP PDIP.
Ia kembali mempertegas menyampaikan di depan awak media, akan menerima segala konsekuensi apapun yang terjadi.
“Karena itulah sejak awal saya katakan sebagai sekjend PDIP perjuangan, saya dengan kepala tegak siap menerima konsekuensi apapun bagi Indonesia raya kita, karena Indonesia dibangun dengan jiwa dan raga kita adalah negeri pejuang. Sehingga saya tidak pernah menyesal, saya akan terus berjuang dengan api semangat yang menyala-nyala,” tegas Hasto.
Dalam penutupan penyataannya, ia menyatakan momentum ini agar bisa dijadikan KPK berlaku adil, tidak pandang bulu dalam penegakan hukum termasuk juga harus memeriksa keluarga mantan Presiden RI Jokowi.
“Semoga ini menjadi momentum bagi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk penegakan hukum tanpa kecuali termasuk memeriksa keluarga pak Jokowi, terima kasih,” pungkasnya. (Aro)