siginews–Surabaya– Sekelompok warga Surabaya yang tergabung dalam Komunitas Indonesia Menyatu (KIM) mengadakan kegiatan yang cukup unik, yakni memberikan bingkisan lebaran untuk eks napiter (narapidana terorisme) sebagai simbol rekonsiliasi.
Ketua Komunitas Indonesia Menyatu (KIM), Maulana Rahmat mengatakan, dengan semangat kebersamaan dan rekonsiliasi maka diperlukan adanya sentuhan soft approach atau Pendekatan Lunak kepada eks narapidana kasus terorisme (eks napiter)
“Kesediaan mereka untuk menerima bingkisan Lebaran sebagai bentuk dukungan dan kepedulian dalam proses reintegrasi mereka ke masyarakat,” ujar Maulana pada acara penyerahan bingkisan di Taman Cahaya, Pakal, Kota Surabaya, Selasa (24/3/2025).
Bingkisan yang berisi kebutuhan pokok serta perlengkapan ibadah ini diberikan sebagai simbol harapan agar eks napiter yang memang dalam kategori merah ini dapat menjalani kehidupan yang lebih baik setelah menjalani masa hukuman. Tidak hanya sebagai bantuan materi, pemberian bingkisan ini juga menjadi wujud kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam membangun kehidupan yang lebih harmonis dan damai.
Kata Maulana, pemberian bingkisan ini bukan sekadar bantuan, tetapi juga ajakan untuk terus menebarkan nilai-nilai kebangsaan, persatuan, dan toleransi. Indonesia sebagai negara kebangsaan yang mayoritas penduduknya merupakan umat Islam, memberikan keleluasan kepada umat Islam untuk menjalankan syariat Islam, bahkan memfasilitasinya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa setiap individu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, eks napiter bisa kembali menjadi bagian dari masyarakat yang produktif dan damai,” tuturnya.
Sementara itu, Eks Napiter, David Kurniawan selaku penerima bingkisan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian yang diberikan. Ia menyatakan tekadnya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.
“Saya memang mempunyai cita-cita menegakkan syariat Islam. Namun Indonesia merupakan negara yang memberikan keleluasaan menjalankan syariat Islam,” kata David Kurniawan.
Ia mengungkapkan bahwa, dengan adanya bantuan bingkisan ini, masyarakat dan negara telah hadir untuk membantu merubah pemahaman, selama ini merasa negara selalu tidak adil.
Sedangkan Ainul Yaqin, salah tokoh masyarakat Pakal mengapresiasi kegiatan pemberian bingkisan lebaran untuk eks napiter sebagai simbol rekonsiliasi, dan berharap langkah-langkah pembinaan serta reintegrasi bagi eks napiter dapat terus berlanjut guna memperkuat persatuan bangsa.
“Dengan adanya program seperti ini, diharapkan stigma terhadap mantan narapidana terorisme dapat berkurang, sehingga mereka bisa kembali diterima dalam kehidupan sosial dengan lebih baik, menjalani kehidupan yang damai, dan ikut serta dalam membangun bangsa yang lebih harmonis,” harap Yaqin.
(jrs)