Jakarta – Lonjakan angka pemudik yang diprediksi mencapai 146,48 juta jiwa, dengan 33,69 juta di antaranya menggunakan mobil pribadi, menjadi perhatian serius dalam hal keselamatan perjalanan.
Kondisi infrastruktur jalan yang belum sepenuhnya memadai dan perubahan cuaca yang ekstrem menjadi faktor risiko yang signifikan.
Dalam konteks ini, kesiapan kendaraan, terutama ketersediaan dan kondisi ban serep, menjadi krusial.
Analisis menunjukkan bahwa kelalaian dalam mempersiapkan ban serep dapat berakibat fatal, terutama di tengah kondisi jalan yang tidak terduga.
National Sales Manager (PCR) Passenger Car Radial Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono, menjelaskan, saat berkendara faktor kesiapan kondisi kendaraan terutama ban menjadi hal yang sangat penting agar keselamatan saat berkendara terjaga.
“Keselamatan berkendara bukan hanya soal cara mengemudi, tetapi juga kesiapan menghadapi situasi darurat di jalan. Ban utama sebaiknya segera diganti dengan ban serep jika mengalami kebocoran yang tidak bisa ditambal, dinding ban sobek atau benjol, serta jika tekanan angin turun drastis secara tiba-tiba,”
Lanjutnya, “Selain itu, jika tapak ban sudah aus hingga kedalamannya kurang dari 1,6 mm, ban kehilangan daya cengkramnya dan berisiko selip, terutama di jalan basah. Dalam situasi seperti ini, ban serep menjadi solusi darurat yang memungkinkan pengendara melanjutkan perjalanan dengan aman.”

Hankook Tire, perusahaan ban global terkemuka memberikan tips untuk pengendara dalam menggunakan ban serep yang benar:
Pertama, periksa tekanan angin.
Tekanan udara harus tetap sesuai standar agar ban serep siap digunakan secara optimal saat diperlukan. Karena jarang digunakan, tekanan angin ban serep bisa berkurang hingga 3% per bulan. Sebaiknya, isi tekanan 5-10 psi di atas standar dan periksa secara rutin setiap bulan.
Kedua, bersihkan secara rutin.
Letak penyimpanan ban serep yang jarang diakses, terutama di bawah sasis, sering kali membuatnya tertutup debu dan kotoran. Bersihkan secara berkala sebulan sekali beserta peleknya untuk menghindari karat, dan risiko kerusakan akibat binatang liar seperti tikus.
Keempat, periksa kondisi tapak ban.
“Periksa ban serep secara rutin untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik seperti retak atau sobek. Jika saat memasukkan uang logam atau ujung jari ke dalam tapak ban kedalamannya kurang dari setengah, itu menandakan tapak ban sudah menipis, dan harus segera diganti. Ban yang sudah tidak layak pakai dapat kehilangan daya cengkeram, meningkatkan risiko selip, serta mengurangi stabilitas kendaraan. Untuk daya cengkeram yang optimal, Hankook Tire menawarkan berbagai line-up unggulannya, seperti Ventus S1 Evo3” jelas Apri.
Keempat, hindari kecepatan tinggi saat pertama kali digunakan. Ban serep umumnya lebih ringan dan memiliki spesifikasi berbeda dari ban utama. Oleh karena itu, hindari melaju lebih dari 80 km/jam saat pertama kali menggunakannya. Ban serep dirancang sebagai solusi darurat, bukan untuk penggunaan jangka panjang atau berkendara dengan kecepatan tinggi.
Dalam pasar ban premium yang kompetitif, Hankook Tire menghadirkan Ventus S1 Evo3, sebuah inovasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengemudi kendaraan hatchback dan sedan.
Teknologi alur Interlocking pada ban ini secara signifikan meningkatkan kinerja di jalan basah, mengurangi risiko hydroplaning, dan meningkatkan stabilitas menikung. Penggunaan teknologi HSSC menunjukkan komitmen Hankook Tire terhadap daya tahan produk.
Analisis desain pitch ganda mengindikasikan fokus pada kenyamanan berkendara melalui pengurangan kebisingan. Dukungan layanan after-sales melalui Hankook Master memperkuat posisi Hankook Tire sebagai penyedia solusi berkendara yang komprehensif.
(Editor Aro)