• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Headlines

PBB: Negara Donor Pangkas Bantuan, Kematian Ibu Justru Meningkat di AS

Reporter : Anggoro Senin, 7 April 2025
Perserikatan Bangsa Bangsa (Foto: dok.pix/editing.aro)
SHARE

Siginews-London – Pemangkasan anggaran bantuan kemanusiaan dan pembangunan, khususnya yang menyasar sektor kesehatan dan kesejahteraan, bukanlah sekadar kebijakan ekonomi yang netral gender.

Lebih dari itu, tindakan ini dapat dilihat sebagai bentuk kekerasan sistemik terhadap perempuan, yang secara tidak langsung namun signifikan merenggut hak-hak mereka, memperburuk kerentanan, dan bahkan mengancam nyawa.

Harapan dan nyawa jutaan wanita hamil dan melahirkan di seluruh dunia kini terancam. Peringatan keras dari PBB menyebutkan bahwa pemotongan anggaran bantuan berisiko menghapus jejak kemajuan bertahun-tahun dalam menyelamatkan nyawa para ibu, dan justru membuka pintu bagi tragedi kematian yang lebih besar.

Laporan terbaru dari badan-badan PBB, termasuk WHO yang dipublikasikan pada Senin, memperlihatkan betapa berharganya bantuan internasional. Antara tahun 2000 dan 2023, angka kematian ibu global berhasil ditekan hingga 40%, sebuah pencapaian yang sebagian besar ditopang oleh akses yang lebih baik ke layanan kesehatan yang menyelamatkan jiwa.

Baca Juga:  USAID Ditutup, Pembangunan di Indonesia Mundur?

Namun, secercah harapan ini kini terancam padam. WHO dalam pernyataannya, meski tidak menyebutkan detail pemotongan, secara implisit merujuk pada kebijakan pembekuan bantuan luar negeri oleh pemerintah AS dan penghentian aliran dana USAID untuk berbagai program kesehatan vital. Keputusan serupa dari negara donor lain, termasuk Inggris, semakin memperburuk situasi yang sudah genting.

Dr. Bruce Aylward dari WHO dengan nada prihatin menyatakan, ia menggambarkan dampak pemotongan ini layaknya “dampak seperti pandemi” yang melumpuhkan sistem kesehatan global, dengan potensi luka yang ‘lebih struktural dan mendalam’.

“Salah satu pesan utama adalah bahwa pemotongan dana tidak hanya mengancam kemajuan, tetapi juga dapat menyebabkan kemunduran,” katanya.

Kenyataan pahitnya, menurut WHO, pemangkasan dana telah merenggut layanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak yang sangat dibutuhkan di banyak negara. Dampaknya terasa langsung: jumlah tenaga kesehatan menyusut, klinik dan rumah sakit terpaksa tutup, dan pasokan obat-obatan serta perlengkapan penting untuk mengatasi komplikasi kehamilan seperti pendarahan dan preeklamsia terputus.

Baca Juga:  USAID Tutup: Ratusan Ribu Nyawa Terancam Imbas Krisis Obat dan Oksigen

PBB juga mengingatkan bahwa dampak buruk pemotongan ini tidak terbatas pada kesehatan ibu dan anak. Pengurangan dana untuk program penanggulangan malaria dan HIV juga akan secara tidak langsung mengancam nyawa para ibu.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa kemunduran kondisi kesehatan ibu sebenarnya sudah terjadi di beberapa negara bahkan sebelum pemotongan bantuan yang diprakarsai oleh Amerika Serikat. Secara global, laju kemajuan juga melambat sejak tahun 2016.

Terlepas dari kemajuan yang tercatat hingga tahun 2023, ironisnya, seorang wanita masih kehilangan nyawanya setiap dua menit – dengan total sekitar 260.000 kematian pada tahun itu – akibat komplikasi kehamilan dan persalinan yang sebenarnya sebagian besar dapat dicegah dan diobati.

Baca Juga:  Teknologi untuk Kemanusiaan: ILO Resmi Akui Pekerja Online

Situasi memprihatinkan ini diperparah di negara-negara yang dilanda konflik atau bencana alam. Lebih mengkhawatirkan lagi, AS termasuk dalam kelompok kecil hanya empat negara (bersama Venezuela, Republik Dominika, dan Jamaika) yang justru mengalami peningkatan signifikan angka kematian ibu sejak tahun 2000.

Pandemi COVID-19 juga memperburuk keadaan. Laporan mencatat adanya tambahan 40.000 kematian ibu akibat kehamilan atau persalinan pada tahun 2021, sehingga total kematian pada tahun tersebut melonjak menjadi 322.000.

“Meskipun laporan ini menyajikan sedikit harapan, data yang ada juga menggarisbawahi betapa berbahayanya kehamilan di sebagian besar belahan dunia saat ini – padahal solusi untuk menyelamatkan nyawa sebenarnya sudah tersedia,” tegas Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

(Editor Aro)

Tag :Kekerasan terhadap perempuanPBBPemangkasan BantuanPerserikatan Bangsa BangsaUSAID
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

65 Atlet Karate Jombang Dilepas Dandim untuk Ajang Kejuaraan Nasional
Sabtu, 19 Juli 2025
Konser Musik di Jombang Dinilai PKL Bunuh Pendapatan Ekonomi Rakyat
Sabtu, 19 Juli 2025
Rokok Ilegal: Penjual di Tepi Jalan Kini Jadi Incaran Satpol PP
Sabtu, 19 Juli 2025
Tertibkan Parkir Tunjungan, Eri: Demi Lalin Lancar & Kota Ramah Turis
Sabtu, 19 Juli 2025
Persebaya vs PSS Malam Ini, Eduardo Perez Tantang Mantan Timnya
Sabtu, 19 Juli 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

65 Atlet Karate Jombang Dilepas Dandim untuk Ajang Kejuaraan Nasional

Konser Musik di Jombang Dinilai PKL Bunuh Pendapatan Ekonomi Rakyat

Rokok Ilegal: Penjual di Tepi Jalan Kini Jadi Incaran Satpol PP

Tertibkan Parkir Tunjungan, Eri: Demi Lalin Lancar & Kota Ramah Turis

Persebaya vs PSS Malam Ini, Eduardo Perez Tantang Mantan Timnya

Berita Menarik Lainnya:

Kuasa hukum mendampingi kedua orang tua kliennya usai melaporkan Kasat Reskrim dan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Madiun dilaporkan ke Bidang Propam Polda Jatim. (Foto : jero)

Penyidik Reskrim Polres Madiun Dilaporkan ke Propam Polda Jatim

Sabtu, 19 Juli 2025
Mbah Sinem saat menjalani perawatan di rumah sakit. (Foto : dok. keluarga Sinem)

Ini Respon Putra Putri dari Mbah Sinem Madiun

Jumat, 18 Juli 2025

Di Balik Diskon Tarif Impor 19%: Awas Nasib Petani & Ancaman PHK Buruh

Rabu, 16 Juli 2025
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri acara Halaqoh Kebangsaan bersama 500 kiai se-Jawa Timur yang digelar di Pondok Pesantren Al-Yasini, Kraton, Pasuruan, Selasa (15/7/2025). (Foto : jero)

Cak Imin : Kolaborasi Bersama Kiai Entas Kemiskinan

Selasa, 15 Juli 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?