Siginews-Jombang – Malam yang tenang bagi Wati (38), pemilik kios anyaman bambu di Desa Bandung, Jombang, berubah menjadi mimpi buruk.
Menjelang subuh, sekitar pukul 04.00 WIB, api melalap kiosnya dan warung soto ayam di sampingnya, Senin (14/4/2025).
Saat kobaran api menghanguskan mata pencahariannya, Wati terlelap tidur bersama anaknya di rumah yang tak jauh dari lokasi.
Ia tersentak bangun oleh suara ledakan keras, yang ia gambarkan seperti suara bambu yang pecah.
“Kejadiannya itu sekitar subuh jam 04.00 WIB, saya sedang tidur di dalam toko. Tiba-tiba ada suara ledakan seperti suara bambu meletus,” ucap Wati saat dikonfirmasi awak media pada Senin (14/4/2025).
Setelah mendengar ada ledakan, tak berfikir panjang Wati segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri bersama keluarga. Di lokasi kebakaran sudah ada pemilik soto yang ternyata mencoba memadamkan api menggunakan pompa air.
“Saya juga keluar dan disitu api sudah membesar. Bapak pemilik soto coba memadamkan api pakai Sanyo cuma sudah tidak ngatasi api akhirnya merembet, toko saya ikut terbakar,” ujarnya.
Wati pun hanya melihat saat toko tempat usahanya itu terbakar. Secepatnya ia lalu menyelamatkan anak-anaknya.
“Toko saya juga ikut terbakar karena api merembet sangat cepat. Tau kalau warung saya terbakar, saya menyelematkan anak-anak saya,” katanya.
Barulah setelah menyelamatkan anak-anaknya, Wati bersama pemikiran warung soto menemukan ada bekas minyak tanah dan satu botol Kratingdaeng.
“Setelah menyelamatkan anak-anak, sudah tidak membawa apa-apa. Terus saya sama pemilik warung soto itu ke dekat gerobak soto yang tidak terbakar, disitu kami lihat ada bekas minyak tanah dan ada botol minuman kecil,” ungkapnya.
Hal itulah yang memantik kecurigaan Wati, jika memang ada orang yang sengaja ingin membakar warung tersebut.
“Jadi curiganya memang ada yang sengaja membakar. Tidak tahu motifnya apa. Padahal di warung soto ini sebelumnya tidak pernah ada minyak tanah,” bebernya.
Wati menjabarkan, mintak tanah yang ditemukan di lokasi berada di dalam botol minuman energi, dan juga ada kain yang terdapat bekas minyak tanah.
“Minyak tanahnya itu didalam botol Kratingdaeng. Ada satu botol sama kain ada bekas minyak tanahnya juga.
Kerugian kalau dari saya itu sekitar Rp 60.000.000 juta. Ludes semua, ada besok, kulkas, semua isi toko hangus semua,” pungkas Wati.
Diberitakan sebelumnya, warung soto dan sebuah toko anyaman bambu di Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur terbakar, diduga dilempar bom molotov pada Senin (14/4/2025).
Peristiwa tersebut diketahui terjadi sekitar
pukul 04.00 WIB. Ada dua bangunan yang terbakar pada insiden tersebut, yakni warung soto milik Suponyono (60) warga Jatirejo, Diwek, Jombang serta satu toko yang menjual layangan bambu milik Wati (38) warga Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Jombang.
Sementara itu, Kapolsek Diwek, Edy Widoyono saat dikonfirmasi, menjelaskan, sesaat setelah api berhasil dipadamkan, di dekat gerobak soto milik Suponyono ditemukan 1 buah botol minuman energi merk Kratingdaeng sudah pecah dan terdapat bekas minyak tanah.
“Juga ada 1 buah kain ada bekas minyak tanah yang terbakar, atas kejadian yang diduga disengaja itu menimbulkan kebakaran yang dilakukan oleh pelaku. Bapak Suponyono mengalami kerugian materil Rp. 90.000.000. Kasus ini sedang kami usut,” ungkap Kapolsek.
(Pray/Editor Aro)