siginews-Jombang – Kisah pilu menimpa nenek Masruroh (61), seorang penjual gorengan sederhana di Dusun Blimbing, Jombang. Ia dibuat terkejut ketika menerima tagihan listrik dari PLN yang nilainya tak main-main, mencapai Rp 12,7 juta.
Tak hanya itu, tuduhan pencurian listrik yang dilayangkan sejak tahun 2022 semakin membuatnya tak berdaya. Informasi tagihan itu pun datang bak petir di siang bolong, melalui pesan WhatsApp di ponselnya.
Empati dan kepedulian pun bergelora di kalangan masyarakat Jombang. Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) mengambil inisiatif mulia dengan melakukan penggalangan koin.
Aksi ini merupakan wujud solidaritas dan keprihatinan atas nasib nenek Masruroh yang kini terimpit masalah besar. “Kami solidatitas menggalang koin untuk Masruroh, penjual gorengan yang juga stakeholder kami,” tegas Fattah dari FRMJ kepada awak media, Jumat (25/4/2025).
Fattah bersama sejumlah anggota FRMJ dan Pedagang Kaki Lima membawa kotak kardus minuman bertuliskan Sumbangan untuk Bu Masruroh korban denda PLN.
Sembari berjalan, mereka meminta sumbangan pengunjung Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kebon Rojo, Area sekitar RSUD Jombang, kantor DPRD Jombang, dan para pengunjung disepanjang jalan Wachid Hasyim Jombang.
“Kami kumpulkan sumbangan-sumbangan untuk membantu bu Masruroh, koin sumbangan kami serahkan ke PLN nantinya,” bebernya.
Kami mengkritik PLN untuk tidak sembarangan mendenda pelanggan. Pasalnya apa yang terjadi dengan Masruroh bukan mencuri, ia tidak tahu menahu jika ada beban listrik begitu besar hingga mendapat tagihan senilai belasan juta itu.
“Kami akan tetap menggalang koin dan membayar ke PLN,” tandasnya.
Masruroh sendiri merupakan seorang janda anak satu yang kini hidup sendiri dan menggantungkan hidup dari berjualan makanan gorengan. Ia tidak mengetahui kenapa bisa mendapat tagihan listrik PLN mencapai belasan juta. Terlebih, nama dalam tagihan tersebut tercatat atas nama mendiang ayahnya yakni Naif Usman.
Ayahnya sendiri sudah wafat sejak tahun 1992 silam. Selain tagihan listrik, ia juga terkejut karena dituduh mencuri listrik seperti yang dituduhkan oleh pihak PLN.
Mengetahui hal itu, Masruroh terkejut dan kebingungan, ia mengaku tidak bisa membayar semua tagihan, terlebih ia hanya penjual gorengan keliling. Baginya, tidak mungkin bisa melunasi tagihan yang jumlahnya sangat besar.
“Saya bayar pakai uang apa? Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu? Saya ini hidup dari jualan gorengan keliling saja,” saat dijumpai awak media pada Kamis (24/4/2025) kemarin.
(Pray/Editor Aro)