siginews-Vatican – Malam menyelimuti Basilika Santo Petrus, sebuah pemandangan dengan kerumunan ratusan ribu yang telah membanjiri tempat suci ini selama tiga hari terakhir.
Peti jenazah Paus Fransiskus, simbol kesederhanaan yang ia junjung tinggi, disegel dengan khidmat di depan altar Confessio. Kasula merah, mitra putih, dan rosario menjadi saksi bisu perjalanan terakhir seorang pemimpin spiritual.

Upacara yang dipimpin Kardinal Farrell mengenang Jorge Mario Bergoglio, seorang pria yang hidupnya diwarnai dengan pengabdian dan kerendahan hati, dari tahun-tahunnya di Jerman hingga pelayanannya yang dekat dengan rakyat di Argentina, di mana ia memilih untuk hidup seperti orang biasa.
Sementara, kain sutra putih turun perlahan, menutup wajah Paus Fransiskus untuk terakhir kalinya, sebuah gestur lembut dari Uskup Agung Ravelli.

Kardinal Farrell kemudian memercikkan air suci, sebuah berkat perpisahan. Bersama jenazah, diletakkan pula kenangan masa kepemimpinannya: koin dan medali yang dicetak selama ia memimpin Takhta Suci. Peti seng, yang akan melindungi jasadnya, ditutup, dihiasi salib, lambang kebesaran, dan sebuah plakat yang merangkum hidup dan pelayanannya.
Lantunan mazmur mengiringi penyegelan peti seng oleh berbagai otoritas Vatikan. Akhirnya, peti kayu, penutup terakhir dengan simbol-simbol kepausannya, pun disegel.
(Editor Aro)