siginews-Jombang – Desa Bedahlawak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang punya cara untuk melawan pencemaran lingkungan. Melalui kolaborasi Pemerintah Desa (Pemdes) dan warga, pencemaran lingkungan dari sampah tidak lagi menjadi masalah utama.
Jika awalnya tumpukan sampah di sepanjang pinggir jalan hingga aliran sungai kerap memicu aroma busuk dan merusak pemandangan. Melalui terobosan pengadaan tong sampah tiap rumah dan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) satu pintu, Desa Bedahlawak bebas sampah.
Kepala Desa Bedahlawak, Masrum (59) mengatakan kondisi desa sudahlah terlalu pada penduduknya. Hal itu membuat berkurangnya pekarangan untuk menampung sampah rumah tangga. Akhirnya, warga kerap membuang sampah disembarang tempat, baik di pinggir jalan raya maupun di aliran sungai.
“Kami berfikir untuk bisa mengelola sampah, diawali dari desa di bawah pengelolaan Bumdes,” ucap Masrum kepada wartawan, Minggu (11/5/2025).
Dulu banyak warga membuang sampah di tepi jalan, dan di sungai. Targetnya, hal itu tidak terjadi lagi terlihat tumpukan sampah di sembarang tempat, jika bisa sampai zero sampah berserakan.
Setelah ada upaya penyediaan tong sampah setiap rumah dan retribusi untuk operasional pengangkatan sampah ke tempat pengelolaan luar biasa sampah berkurang. “Hampir tidak ada sampah di sungai dan pinggir jalan,” ujarnya.
Tempat sampahnya kita berikan gratis diambilkan dari Dana Desa (DD) sementara iuran jasa pemungutan dan pengelolaan sampah Rp 10 ribu berdasarkan hasil sosialisasi.
“Transparansi iuran Rp 10 ribu itu Rp 2.500 untuk pengelolaan ke Lingkungan Hidup (LH), Rp 7.500 untuk operasional gaji yang mengambil sampah Rp 3 juta totalnya, untuk armada juga,” bebernya.
Kami berharap tidak ada tumpukan sampah mencemari lingkungan yang mengganggu kesehatan masyarakat di Desa Bedahlawak.
“Secara ekonomi akan kita kelola sampah, dengan pemilahan agar menghasilkan pendapatan untuk Desa,” tandasnya.
(Editor Aro)