siginews-Jakarta – Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengungkapkan, sebagai upaya memperkuat daya saing UMKM di tengah arus persaingan global, pemerintah juga mulai menerapkan strategi klasterisasi sektor.
Misalnya rencana pengelompokan 500 hingga 1.000 pengusaha dalam satu holding pengusaha mikro sektor kerajinan tangan akan menjadi solusi menekan biaya produksi yang selama ini tinggi akibat bergerak sendiri-sendiri. Langkah ini mempermudah bantuan permodalan.
Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara sarasehan ekonomi yang diselenggarakan Bupati Sambas, bertema ‘Peluang dan Sinergi Pengusaha dengan UMKM untuk Membangun Ekonomi Daerah Perbatasan dalam Dinamika Ekonomi Global sebagai Percepatan Program Asta Cita’ di Jakarta, Jumat (9/5).
“Dulu, karena bergerak sendiri-sendiri, biaya produksi tinggi dan volume tidak signifikan. Sekarang, kita konsolidasikan 500 sampai 1.000 pengusaha dalam bentuk holding, kita bantu permodalan. Ini akan menekan biaya produksi secara signifikan,” ujar Menteri UMKM.
Selain itu ia mendorong pengusaha UMKM untuk melakukan diversifikasi pasar di tengah ketidakpastian global, termasuk dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
“Kondisi perekonomian global saat ini tidak sepenuhnya dalam situasi yang stabil. Namun, ini bukan alasan untuk takut. Justru kita bisa mengambil pelajaran untuk mampu mengubah tantangan menjadi peluang,” katanya.
Menteri Maman menegaskan, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat, meski tekanan psikologis akibat kebijakan tarif Amerika Serikat tetap dirasakan oleh para pengusaha.
“Kita tidak boleh terlalu khawatir. Dalam rapat kabinet kemarin, disampaikan bahwa kondisi dalam negeri tetap solid. Hanya saja memang ada implikasi terhadap barang-barang yang akan kita ekspor ke Amerika,” ujarnya.
Lebih lanjut, Maman menjelaskan bahwa dampak lainnya dari ketegangan dagang ini menyebabkan Tiongkok mencari pasar baru, dan Indonesia dinilai sebagai salah satu alternatif.
“Jika Indonesia menjadi target pasar alternatif dari produk Tiongkok, ini harus kita antisipasi. Oleh karena itu, pemerintah mendorong diversifikasi pasar untuk UMKM, baik untuk ekspor maupun pasar domestik,” ujar Menteri UMKM.
Selain mendorong UMKM untuk mencari pasar ekspor baru di luar Amerika, Menteri UMKM juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan potensi besar pasar domestik Indonesia.
“Pasar domestik Indonesia besar dan signifikan. Jangan sampai kita terjebak hanya mengejar ekspor, padahal potensi di dalam negeri sangat menjanjikan, terutama pasca dampak tarif Trump ini,” kata Menteri Maman.
(Editor Aro)