siginews-Washington D.C – Presiden Donald Trump kembali melontarkan ancaman tegas yang menargetkan raksasa teknologi Apple Inc. Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump secara eksplisit menuntut agar produk iPhone yang dijual di Amerika Serikat harus diproduksi di dalam negeri, bukan di negara lain seperti India, Senin (26/5).
“Saya sudah lama memberi tahu Tim Cook dari Apple bahwa saya berharap iPhone mereka yang akan dijual di Amerika Serikat akan diproduksi dan dibuat di Amerika Serikat, bukan di India, atau tempat lain mana pun,” tulis Trump.
Ia melanjutkan dengan ultimatum, “Jika tidak demikian, tarif minimal 25 persen harus dibayarkan oleh Apple kepada AS. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini.”
Hal ini menggarisbawahi komitmen Trump pada kebijakan “America First” yang mengutamakan produksi domestik dan proteksi industri dalam negeri. Ancaman tarif ini berpotensi memicu gejolak baru dalam rantai pasok global Apple dan pasar saham.
Usai pernyataan tersebut, saham Apple Inc (NASDAQ:AAPL) anjlok pada Jumat, (23/5) sebesar 2,7 persen, menjadi pemberat utama bagi indeks S&P 500 dan Nasdaq 100. Selain itu juga turut memengaruhi saham-saham AS, dengan indeks utama pasar turun antara 0,5 hingga 0,9 persen. Saham Apple sendiri turun.
Ancaman Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif 25% pada produk Apple jika tidak diproduksi di Amerika Serikat, muncul tepat saat kontraktor utama Apple, Foxconn, dilaporkan berencana mengucurkan investasi besar USD1,5 miliar di Tamil Nadu, India.
Investasi ini ditujukan untuk memproduksi modul layar bagi iPhone, memperkuat strategi Apple mendiversifikasi rantai pasokannya yang kini juga menjangkau Vietnam dan Malaysia, dengan India sebagai poros utama.
Namun, di balik ketegangan ini, para analis Apple tetap skeptis. Mereka meragukan Apple dapat memenuhi tuntutan Trump untuk memproduksi iPhone di AS dalam waktu dekat, apalagi tanpa kenaikan harga perangkat yang signifikan.
“Tekanan dari Pemerintahan Trump pada Apple untuk membangun produksi iPhone di AS seperti yang telah kita bahas akan menghasilkan titik harga iPhone yang tidak menguntungkan bagi Cupertino,” komentar Analis Wedbush, Dan Ives.
Ia menambahkan, “Harga iPhone sekitar USD3.500 jika dibuat di AS, tidak realistis karena akan memakan waktu 5-10 tahun untuk mengalihkan produksi ke AS.”
Ives bahkan secara tegas menyatakan, betapa rumitnya memindahkan rantai produksi global yang sudah mapan.
“Kami yakin konsep Apple memproduksi iPhone di AS adalah dongeng yang tidak mungkin,” ujarnya.
(Editor Aro)