siginews-Tulungagung– Ribuan santri dari Pesantren Al Azhaar, Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengikuti Manasik Haji yang digelar Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Azhaar, Kedungwaru Tulungagung.
“Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi santri dalam memahami proses ibadah haji. Mereka tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga merasakan langsung tahapan demi tahapan sesuai tuntunan agama,” ujar Direktorat Humas LPI Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung, Heru Syaifuddin, disela manasik haji di lapangan sepak bola SMA Katolik Tulungagung, Senin (9/6/2025).
LPI Al Azhaar yang mengelola jenjang pendidikan PAUD hingga SLTA telah menjadikan manasik haji sebagai ritual tahunan. Para peserta sebanyak 1350 murid yang berpakaian ihrom tampak riang, tertib dan mendalami setiap rangkaian manasik haji. Para muthowif mendampingi dan memberi uraian hikmah di balik setiap ritual manasik haji. Tentu saja untuk mendapatkan nilai-nilai kesabaran, ketakwaan, dan kebersamaan yang menjadi inti dari perjalanan spiritual manasik haji.
Hujan rintik di padang Arofah, sejak pagi tidak menjadikan semangat jama’ah haji bocil kendor. Mereka tetap semangat mengikuti rangkaian perjalanan ibadah haji sambil menikmati rintik gerimis. Ritual dimulai dari padang Arofah kemudian bermalam di Muzdalifah dilanjut melempar jumroh di Minna dan merampungkan serangkaian ibadah di Baitulloh seperti thawaf minum air zamzam dan sya’i serta tahalul. Ritual Manasik yang digelar di lapangan sepak bola SMA Katolik Tulungagung mampu manjadikan lapangan berbalut putih. Seusai khutbah Arofah para jama’ah haji bocil di halaman Pesantren Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung.
Di tempat yang sama, Direktur Pelaksana LPI Al Azhaar Tulungagung, Nurdin Wahyudi, menuturkan bahwa kegiatan manasik haji tidak sekadar seremonial, tetapi merupakan metode edukatif yang efektif. Manasik haji tersebut juga memperkuat pemahaman murid tentang rukun Islam kelima. Di samping itu untuk menanamkan nilai-nilai disiplin dan kesungguhan dalam menjalankan ajaran agama.
“LPI Al Azhaar Tulungagung berkomitmen untuk terus menghadirkan pembelajaran berbasis praktik guna mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual,” tutur Nurdin Wahyudi.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan menjelaskan bahwa tradisi manasik haji Al Azhaar Tulungagung dimulai sejak tahun 1999. Pada saat itu dilaksanakan di dalam Stadiun Rejoagung Tulungagung. Beberapa waktu terakhir ini Stadiun Rejoagung Tulungagung tidak diperkenankan untuk dibuat manasik haji. Waktu itu alasannya adalah rumput jadi rusak jika untuk manasik haji. Saya lupa sejak bupati siapa, stadiun itu tidak boleh dipakai.
“Saya kadang bertanya negara Pancasila kok ada pemimpin melarang pelajar menggunakan fasilitas pemerintah untuk mengamalkan Pancasila sila pertama. Mudah-mudahan di kepemimpinan saat ini mampu menjaga, menerapkan dan mengamalkan Pancasila. Manasik haji bocil diizinkan kembali di Stadiun Rejoagung Tulungagung,” harap Abah Imam.
Anak-anak yang mengikuti manasik haji terlihat riang gembira, meski di sela acara diguyur hujan.
“Anak saya sangat bergembira dengan praktek langsung ibadah haji,” ujar Rahmad, salah satu wali murid.
(jrs)