siginews-Jombang– Petani jagung di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang melakukan aksi *gropyokan* atau perburuan massal tikus untuk mengendalikan hama yang menyerang lahan pertanian mereka.
Aksi ini merupakan bagian dari Gerakan Pengendalian Hama Terpadu yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian Jombang, Pemerintah Desa, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan perusahaan PT SUR 3.
Kepala Bidang Perlindungan, Pasca Panen, dan Pemasaran Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Dinas Pertanian Jombang, Akhmad Jani Masyhudi, menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan bentuk komitmen bersama yang akan dilakukan secara berkelanjutan.
“Ini bukan gerakan sesaat. Kami bersama perusahaan, PPL, Pemdes, dan para petani berkomitmen melakukan pengendalian hama secara kontinyu,” ujar Akhmad saat di temui dilokasi pada Senin(9/6/2025).
Dalam aksi kali ini, petani bahkan diberikan akses masuk ke area peternakan milik PT SUR 3, yang diduga menjadi salah satu tempat persembunyian tikus akibat kondisi sanitasi yang kurang baik.
Pihak perusahaan menyatakan kesiapannya untuk melakukan pembersihan semak-semak dan perbaikan sanitasi selama sepuluh hari ke depan.
Selain itu, terdapat sekitar 12 rumah burung hantu (pag upon) yang belum dimanfaatkan di dalam area perusahaan karena terbentur Standar Operasional Prosedur (SOP).
Rencananya, rumah burung hantu tersebut akan dipindahkan dan dimanfaatkan oleh para petani melalui koordinasi dengan pemerintah desa.
Langkah jangka pendek, menengah, dan panjang juga tengah disiapkan, termasuk pembentukan Regu Pengendali Hama di tingkat desa. Regu ini akan dibentuk melalui musyawarah desa (musdes) dan mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Pertanian.
“Kerusakan akibat serangan tikus sudah mencapai sekitar 5 hektar, dan ada sekitar 30 hektar lahan yang masuk dalam kategori terancam dan waspada,” tambah Akhmad. Tanaman yang terdampak selain jagung antara lain krai dan terong.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Desa Balongsari, Suwito, menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap aksi seperti ini tidak berhenti hanya sekali, mengingat serangan tikus biasanya terjadi secara masif.
“Respon dari pihak perusahaan sudah baik, tapi kami harapkan realisasinya bisa segera dijalankan,” ujarnya.
Dengan adanya sinergi antara petani, pemerintah, dan perusahaan, diharapkan musim tanam berikutnya bebas dari serangan hama tikus.
(Editor Aro)