“Menkeu sudah kelihatan tegang, melihatnya. Tenang bu, DKI nyumbang,” canda Prabowo
siginews-Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menghadiri penutupan acara International Conference on Infrastructure, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (12/6). Di hadapan para kepala daerah yang turut hadir, Prabowo menyoroti megaproyek infrastruktur yang ia anggap krusial.
Giant Sea Wall (GSW), sebuah megaproyek yang digadang-gadang sebagai solusi penyelamatan pantai utara Jawa, akan membentang sepanjang 500 kilometer, melingkupi area dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Jika terealisasi sepenuhnya, pembangunan tanggul raksasa ini diperkirakan akan memakan waktu hingga dua dekade.
“Saya ingin garisbawahi salah satu proyek infrastruktur yang sangat strategis, sangat vital bagi kita, merupakan salah satu megaproyek, harus kita laksanakan adalah Giant Sea Wall, tanggul laut pantai utara Jawa,” ujar Prabowo dengan nada lugas.
Tak lama, perhatian Prabowo tertuju pada sosok Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang seharusnya terlibat dalam proyek GSW. Namun, Pramono tak tampak di antara hadirin. “Di sini Gubernur DKI hadir tidak? Enggak hadir, waduh ini coba diselidiki kenapa tidak hadir,” seloroh Prabowo sambil tersenyum.
Meskipun Pramono tak hadir di acara tersebut, Prabowo menyatakan bahwa ia telah bertemu langsung dengan Gubernur DKI. Dari pertemuan itu, Prabowo memastikan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung kelanjutan pembangunan Giant Sea Wall.
“Jadi saya bilang DKI harus urunan, pemerintah pusat urunan. Jadi kalau USD 8 miliar. Katakanlah 8 tahun berarti USD 1 miliar satu tahun,” jelas Prabowo, seraya melirik ke arah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tampak tegang. “Menkeu sudah kelihatan tegang, melihatnya. Tenang bu, DKI nyumbang,” canda Prabowo, disambut tawa hadirin.
Peran GSW tak bisa diremehkan. Kehadirannya sangat vital untuk melindungi kawasan pesisir utara Jawa yang semakin rentan terhadap dampak perubahan iklim dan kenaikan muka air laut.
Menariknya, ide pembangunan proyek ini bukanlah hal baru; GSW sudah menjadi bagian dari perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sejak tahun 1995, atau sekitar 30 tahun silam. Kini, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat untuk akhirnya memulai proyek ambisius ini.
Secara spesifik, untuk pembangunan GSW di Teluk Jakarta, Prabowo memperkirakan biaya yang dibutuhkan mencapai antara USD 8 hingga 10 miliar, dengan target penyelesaian dalam waktu delapan tahun. Presiden juga menekankan pentingnya kolaborasi pendanaan antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan bagian krusial dari megaproyek ini.
(Editor Aro)