siginews-Surabaya – Universitas Airlangga (Unair) kini memiliki rektor baru. Prof. Dr. Muhammad Madyan SE MSi MFin resmi dilantik sebagai rektor ke-14 pada Selasa (17/6/2025). Ia menggantikan Prof. Dr. Mohammad Nasih MT Ak CA, yang telah memimpin Unair selama satu dekade terakhir.
Acara pelantikan yang berlangsung di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C ini turut dihadiri Ketua Majelis Wali Amanat Unair, Prof (HCUA) Dr. H. Sunarto SH MH, yang menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Prof Nasih dan seluruh jajaran civitas academica.
“Atas nama ketua Majelis Wali Amanat Unair dan atas nama pribadi, saya ucapkan selamat kepada Prof Madyan yang baru saja dilantik sebagai rektor Unair periode 2025 hingga 2030. Syukur tercurah hari ini karena rektor telah terpilih sesuai dengan tahapan yang kami tetapkan,” ucapnya membuka sambutan.
Hal ini berarti, Unair kembali mencatat sejarah baru dengan terpilihnya rektor pada Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) sebagai hasil dari proses penjaringan dan seleksi yang otonom, terbuka, partisipatif, dan menghargai nilai luhur budaya bangsa.
Prof Sunarto melanjutkan dengan ucapan syukur karena pemilihan rektor berlangsung secara kondusif, demokratis, akuntabel, dan menunjukkan kematangan berorganisasi dalam tubuh Unair.
“Tepat delapan dekade lalu, pembukaan UUD 1945 mengamanatkan kepada dunia pendidikan untuk turut mewujudkan tujuan bernegara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan amanat ini, UNAIR terlibat secara aktif, kontributif, dan berdampak,” tegasnya.
Keterlibatan signifikan dan peran serta Unair dalam menjalankan amanat UUD 1945 ini tercermin dari visi, misi, dan nilai Unair untuk menjadi universitas yang mandiri, inovatif, dan terkemuka di tingkat nasional dan internasional. Serta berperan menjadi pelopor pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni berdasarkan moral agama.
“Langkah konkret untuk mencapai visi tersebut adalah dengan mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan, penelitian yg bermakna, darma bakti, keahlian, dan manajemen universitas yang mandiri dengan tata kelola yg baik,” jelasnya.
Keunggulan ini sejalan dengan penekanan vitalitas visi dan misi yang hendaknya sesuai dengan nilai inti Unair yakni Excellence with Morality.
Prof Sunarto melanjutkan, sebagai seorang pembelajar dan civitas academica, saat ini dunia sedang menghadapi tantangan besar di tengah dinamika ekonomi, sosial, dan politik global yang kompleks.
Dalam keadaan yang penuh ketidakpastian yang bersamaan dengan perubahan dan perkembangan pesat di bidang kesehatan, life science, teknologi, dan kecerdasan buatan, hal ini menjadi tantangan besar bagi universitas modern.
“Salah satunya bagi Unair. Dan untuk menghadapi tantangan ini, terdapat sejumlah focal points yang harus kita perhatikan,” papar Prof Sunarto.
Menurutnya, penting bagi Unair untuk mewujudkan akses dan pemerataan yang berkeadilan bagi masyarakat nasional dan global dalam menjangkau pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan.
“Komitmen itu sejalan dengan amanah Undang-Undang Dasar Pendidikan Tinggi, Asta Cita keempat, dan target 4.3 sustainable development goals oleh UNESCO,” tegasnya.
Hal itu berarti, seyogyanya Unair dapat berkomitmen dengan membuka diri bagi talenta baru tanpa diskriminasi dan eksklusivisme. Sehingga pertukaran gagasan baru, ilmu pengetahuan baru, serta relasi dan kolaborasi dapat tercipta.
“Jika pada periode sebelumnya UNAIR bisa mengimplementasikan Kampus Merdeka, maka periode kali ini saya melihat kita juga telah siap mengaktualisasikan kampus berdampak sebagai keberlanjutan kampus merdeka,” tuturnya.
Perguruan tinggi kini dituntut lebih dari sekadar pusat pengembangan dan transfer ilmu. Menurut Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Airlangga (Unair), Prof (HCUA) Dr. H. Sunarto SH MH, universitas harus mampu menjadi penggerak solusi konkret bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Dengan demikian, Tri Dharma tidak berhenti di ruang kelas, tetapi juga bersambung dengan realitas lingkungan sosial. Universitas harus dapat hadir sebagai pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan,” jelas Prof Sunarto dalam pidatonya, Selasa (17/6). Ini menunjukkan visi Unair untuk melahirkan lulusan yang tak hanya cerdas, namun juga berkarakter dan siap menjadi pemimpin.
Sebagai MWA, Prof Sunarto tak lupa menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rektor ke-13, Prof. Dr. Mohammad Nasih MT Ak CA, beserta seluruh wakil rektor. Ia memuji dedikasi mereka yang telah memacu gerak maju dan membuktikan Unair sebagai world class university.
“Tetaplah menjaga excellence with morality. Dengan demikian kita bisa mencapai BEST, based on morality, excellence, strong academic culture, dan target oriented,” tutupnya, merangkum filosofi dan target Unair ke depan.
(Editor Aro)