• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Ekbis

Kuliner Surabaya: ‘Mbok-mbok’ Penjual Semanggi Lestarikan Sejarah Kota

Reporter : Anggoro Kamis, 3 Juli 2025
Penjual semanggi gendong (Foto: istimewa/siginews)
SHARE

Para ‘mbok-mbok’ penjual makanan gendong semanggi ini bukan cuma jualan, tapi juga penjaga tradisi, pembawa cerita, dan bagian penting dari kehidupan Surabaya. Mereka ini pahlawan kuliner yang tanpa sadar udah ngelestariin warisan budaya kita

siginews-Surabaya – Surabaya, kota yang sibuk ini, punya banyak cerita. Bukan cuma soal pabrik atau semangat perjuangan, tapi juga soal makanan. Salah satu yang paling istimewa adalah Semanggi Suroboyo. Ini bukan cuma makanan biasa; ini kayak mesin waktu yang ngajak kita jalan-jalan ke masa lalu, nunjukkin budaya, dan bukti kalau makanan bisa jadi bagian penting dari sebuah kota.

Dari Ladang ke Piring: Cerita Sederhana yang Jadi Legenda

Dulu, di pinggir-pinggir Surabaya, banyak banget daun semanggi tumbuh liar di sawah dan rawa. Buat warga zaman dulu, daun ini bukan cuma rumput biasa, tapi makanan yang gampang dicari dan diolah.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya Bangun Overpass Bunderan Dolog dan Underpass Margerejo

Dari sini, munculah resep sederhana: daun semanggi direbus, disiram bumbu pecel pedas gurih, terus dikasih kerupuk puli yang renyah. Rasanya sederhana, tapi bikin ketagihan.

Dulu, Semanggi Suroboyo ini makanan rakyat. Dijual sama ibu-ibu atau mbok-mbok yang manggul bakul atau naruh keranjang di sepeda, keliling dari kampung ke kampung, dari pasar ke pasar.

Para mbok-mbok ini bukan cuma jualan, tapi juga penjaga tradisi, pembawa cerita, dan bagian penting dari kehidupan Surabaya. Mereka ini pahlawan kuliner yang tanpa sadar udah ngelestariin warisan budaya kita.

Bukan Cuma Rasa: Ada Cerita Sejarah dan Filosofi di Baliknya

Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa sih Semanggi Suroboyo bisa bertahan sampai sekarang, di tengah banyaknya makanan modern? Jawabannya ada di nilai sejarah dan filosofinya.

Semanggi itu bukan cuma soal pedas-manis atau gurihnya bumbu, tapi soal kesederhanaan, kearifan lokal, dan semangat mandiri.

Baca Juga:  KONI Surabaya Siap Pertahankan Takhta Juara Umum Porprov Jatim 2025

Cara nyajinya yang unik, pakai “lading” (semacam sendok pipih) dari daun pisang atau piring yang dialasi daun pisang, itu ngingetin kita sama tradisi lama yang ramah lingkungan. Tiap suapan bikin kita inget masa lalu, saat hidup mungkin lebih simpel, tapi kebersamaannya kerasa banget.

Ada juga yang bilang, empat helai daun semanggi itu simbol keberuntungan. Buat Surabaya, mungkin bisa diartikan empat pilar kekuatan kota: berani, bersatu, ramah, dan tangguh. Meskipun ini cuma tafsiran, tapi nunjukkin kalau makanan bisa punya makna mendalam.

Tantangan dan Masa Depan: Jaga Warisan Rasa Ini

Sekarang, tantangan buat Semanggi Suroboyo itu gede. Modernisasi, gaya hidup yang berubah, sama saingan dari makanan kekinian bisa jadi ancaman. Tempat jualan tradisional mungkin makin sedikit, dan anak muda mungkin lebih suka fast food atau dessert yang lagi hits.

Baca Juga:  Jokowi : Harga Sembako Sudah Turun, Semua Normal

Tapi, semangat buat ngelestariin Semanggi Suroboyo itu kuat. Udah ada beberapa inovasi, kayak kemasan yang lebih modern atau promosi lewat media sosial. Yang penting, kita harus jaga rasa asli dan cara nyajiinnya yang khas, tapi juga terbuka sama perubahan yang perlu.

Semanggi Suroboyo adalah bukti kalau sejarah kuliner itu bukan cuma tulisan di buku. Ini adalah denyut nadi kota, cerminan jiwa warganya, dan warisan yang wajib kita jaga.

Tiap kali kita makan Semanggi Suroboyo, kita bukan cuma manjain lidah, tapi juga ngerayain sebuah cerita abadi yang terus hidup di kota pahlawan ini. Itu pengingat kalau enaknya makanan itu seringkali ada di kesederhanaan dan nilai-nilai yang terus lestari.

(Editor Aro)

Tag :Jawa TimurKuliner SurabayaMakanan Khas SuroboyoMakanan semanggi suroboyoSemanggi SuroboyoSurabaya
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Arsenal Bantai Leeds 5-0: Debut Sempurna Gyokeres dan Timber
Minggu, 24 Agustus 2025
Pasca Demo Pati, Walikota Eri Pilih Utang daripada Naikkan Pajak
Sabtu, 23 Agustus 2025
Java Coffee and Flavors Fest 2025 Resmi Dibuka di Kota Lama Surabaya
Sabtu, 23 Agustus 2025
Pendanaan Kopdes Segera Cair, Syarat Utama: Persetujuan Kepala Desa
Sabtu, 23 Agustus 2025
Yabika Tuban dan UNIBRAW Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan dengan AI
Sabtu, 23 Agustus 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

Arsenal Bantai Leeds 5-0: Debut Sempurna Gyokeres dan Timber

Pasca Demo Pati, Walikota Eri Pilih Utang daripada Naikkan Pajak

Java Coffee and Flavors Fest 2025 Resmi Dibuka di Kota Lama Surabaya

Pendanaan Kopdes Segera Cair, Syarat Utama: Persetujuan Kepala Desa

Yabika Tuban dan UNIBRAW Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan dengan AI

Berita Menarik Lainnya:

Dilaporkan Istri, Pria AAS Ditangkap atas Dugaan KDRT di Surabaya

Sabtu, 23 Agustus 2025

8.494 Koperasi Merah Putih Terbentuk, Jatim Jadi Pilot Project

Sabtu, 23 Agustus 2025

Jatim Percepat Program Prioritas Prabowo: Program Koperasi & MBG Siap

Sabtu, 23 Agustus 2025

Kasus Korupsi Bank BUMN: Sita Uang 3,5 M & Ada Potensi Tersangka Baru

Jumat, 22 Agustus 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?