siginews-Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya serius memberlakukan pembatasan jam malam bagi anak-anak. Mulai Kamis (3/7), Satuan Tugas (Satgas) Jam Malam yang akan dibentuk di setiap Rukun Warga (RW) akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan aturan ini ditegakkan.
Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya bersama untuk membentuk karakter dan akhlakul karimah anak-anak Surabaya.
“Atau ada anak yang pacaran di taman malam-malam, itu orang tuanya tahu atau tidak? Itu yang akan kami amankan dan kami antar ke orang tuanya,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (1/7/2025).
Eri menjelaskan bahwa pembentukan Satgas ini akan melibatkan setiap RW, dengan Surat Keputusan (SK) resmi yang akan dikeluarkan. “Jam malam kita membentuk Satgas. Satgas itu nanti akan terbentuk di setiap RW, kita buatkan SK yang masing-masing nanti per RW. Setelah itu siap maka kita akan turun di Kamis (3/7) malam,” tambahnya.
Wali Kota Eri juga merincikan jenis pelanggaran yang akan ditertibkan. “Kalau anaknya sedang belajar, silakan. Orang tuanya bisa telepon, benar tidak anaknya di situ. Tapi kalau ada yang boncengan bertiga, laki-laki dan perempuan tidak pakai helm, dan yang perempuan duduk di tengah, itu yang kami tertibkan,” tegasnya.
Kolaborasi Lintas Elemen Masyarakat untuk Perubahan Budaya
Eri Cahyadi menekankan bahwa kebijakan ini bukan semata-mata penertiban, melainkan upaya membangun budaya bersama. “Jadi ini membangunnya berbarengan, tidak sendiri-sendiri. Karena Surabaya ini dibangun dengan budaya Arek Suroboyo,” tuturnya.
Pelanggar jam malam akan langsung diserahkan kepada orang tua mereka. “Kita kasih ke orang tuanya. Karena tidak bisa pemerintah melakukan sendiri. Jadi perubahan-perubahan budaya itu dilakukan bersama orang tua, sekolah, lingkungan dan pemerintah,” jelasnya.
Visi jangka panjang dari program ini adalah pembentukan karakter anak sejak usia dini. “Bukan untuk hari ini selesai. Tapi bagaimana kita semua melibatkan LSM, komunitas, tokoh agama, untuk mengubah ini. Jadi sejak kecil (usia dini) sudah diubah,” lanjut Eri.
“Agar ke depannya mereka memiliki pandangan yang bagus, kehidupan yang bagus, dengan mental yang bagus dan akhlakul karimah. Itu yang ingin saya bentuk,” harapnya.
Sebagai dasar hukum pelaksanaan sweeping dan pengawasan jam malam anak, Pemkot Surabaya sebelumnya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 400.2.4/12681/436.7.8/2025 tentang Pembatasan Jam Malam bagi Anak.
(Editor Aro)
