siginews-Surabaya – Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Surabaya terus berupaya menekan angka pengangguran terbuka melalui berbagai program inovatif, termasuk optimalisasi aplikasi ASSSIK (Arek Suroboyo Siap Kerjo) dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kepala Disperinaker Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, berharap angka pengangguran terbuka bisa turun 0,4 persen lagi di tahun 2025.
Hebi menjelaskan bahwa pengguna aplikasi ASSIK belum tentu menganggur total. “Mereka (pengguna aplikasi ASSIK) belum tentu menganggur, mungkin ada yang sambil dagang atau ngojek. Tetapi mereka mendaftar ke kami tentunya ingin menjadi pekerja penerima upah untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” kata Hebi pada Rabu (2/7/2025).
Aplikasi ASSIK ini, menurut Hebi, menjadi salah satu upaya penting untuk meminimalisir potensi lowongan kerja fiktif yang marak di media sosial. Tujuannya agar usia produktif di Surabaya mendapat pekerjaan di sektor yang sesuai dengan keahlian mereka.
Tren Penurunan Angka Pengangguran dan Target ke Depan
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya menunjukkan tren positif penurunan angka pengangguran terbuka di Kota Pahlawan sejak tahun 2020:
1. 2020: 9,79 persen
2. 2021: 9,68 persen
3. 2022: 7,62 persen
4. 2023: 6,76 persen
5. 2024: 4,91 persen
“Tahun ini harapannya bisa turun sampai 0,4 persen atau lebih,” tambah Hebi optimis.
Strategi Komprehensif Pemkot Surabaya
Hebi menyebutkan, Pemkot Surabaya melakukan berbagai upaya konkret untuk mencapai target tersebut yakni,
Pertama, pendataan pencari kerja usia produktif.
Kedua, penyediaan tenaga kerja ahli melalui program pelatihan kerja dan kewirausahaan.
Ketiga, optimalisasi pekerja migran Indonesia, dengan menyambungkan peminat ke agen pengelola pekerja luar negeri.
Keempat, penyebarluasan informasi peluang kerja atau job fair hingga ke kawasan perkampungan, terutama di 500 Kampung Pancasila yang dibentuk Pemkot Surabaya.
Kelima, melibatkan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu), dengan merekomendasikan agar pengusaha yang mengurus perizinan mempekerjakan 60 persen warga ber-KTP Surabaya.
Mantan Kepala BPBD Surabaya itu menambahkan bahwa semua upaya ini adalah bagian dari program prioritas Wali Kota Eri Cahyadi untuk menekan angka pengangguran terbuka.
Kolaborasi erat dengan dunia usaha dan industri, serta perangkat daerah terkait, terus dijalin untuk memastikan target penurunan pengangguran tercapai. “Angka pengangguran terbuka targetnya dapat terus turun,” pungkasnya.
(Editor Aro)