siginews-Jombang – Keresahan melanda warga Jombang terkait keberadaan komunitas pria penyuka sesama jenis yang secara terbuka eksis di Facebook. Selasa (8/7/2025).
Dari pantauan wartawan lebih dari empat grup Facebook yang dihuni ratusan hingga belasan ribu anggota, seperti ‘grup gay jombang’ dengan 13.901 pengikut, dan ‘Komunitas Waria & Gay Mojokerto & Jombang’ dengan 4.892 anggota.
Grup-grup ini aktif berkomunikasi, namun sayangnya, banyak obrolan yang tendensius mengarah ke seksualitas. Warga Jombang, Setiawan (42), mengaku sangat resah, bahkan mengingatkan pada kasus “Rian jagal Jombang” dan kasus serupa lainnya.
“Jangan terulang lagi kayak kasus Rian jagal ya mas, gara-gara orientasi seksual malah mengarah kepada aksi pembunuhan,” ucap Setiawan, Selasa (8/7/2025).
Setelahnya, sekitar tahun 2022 ada kasus oknum Jaksa yang melakukan pencabulan kepada anak laki-laki disebuah hotel di Jombang. Lalu terbaru, pembina Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang melakukan pencabulan kepada santri laki-lakinya dan tengah dalam penyidikan Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Jombang.
“Itu yang bikin saya resah dengan keberadaan grup gay di media sosial,” bebernya.
Senada, Ayu, seorang warga Jombang, mengaku merasa resah dengan keberadaan komunitas tersebut. Ia berpendapat bahwa keberadaan komunitas seperti itu muncul karena adanya kebutuhan kasih sayang dan hasrat yang tidak tersalurkan dengan baik.
“Menurutku, grup seperti itu lebih banyak mudaratnya. Bahkan bisa mencoreng nama Kabupaten Jombang yang dikenal sebagai kota santri,” ujarnya.
Semestinya sejak awal, keluarga memberi edukasi sedini mungkin. Dan kalau pun sudah terlanjur, harus ada arahan agar tidak sampai terlalu jauh melenceng. Ia berpesan kepada anggota grup agar memanfaatkan wadah komunitas untuk hal lebih positif.
“Gunakan untuk diskusi yang bermanfaat, bukan sebagai tempat menyalurkan hasrat, apalagi yang sesama jenis,” tegasnya.
(Pray/Editor Aro)