siginews-Rio De Janeiro – Ketidakpastian ekonomi global, khususnya akibat kebijakan tarif yang digulirkan Presiden AS Donald Trump baru saja, Indonesia semakin memandang BRICS sebagai alternatif strategis.
Hal ini terlihat dari hasil pertemuan BRICS di Rio de Janeiro yang mengarah pada pembukaan kerjasama baru.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa salah satu hasil utama (outcomes) dari pertemuan yang baru saja digelar adalah deklarasi para pemimpin (leader declaration).

“Kemudian outcomes daripada pertemuan tadi, salah satunya adalah leader declaration dan dalam leader declaration itu ada beberapa poin yang terkait dengan penguatan multilateralisme dan reform daripada global governance,” ujar Menko Airlangga.dalam keterangannya di Rio de Janeiro, Minggu (6/7/2025).
Yang menarik, Airlangga secara spesifik menyoroti poin kedua dari deklarasi tersebut yang sangat relevan bagi Indonesia karena potensi BRICS sebagai katup pengaman ekonomi.
“Nah poin kedua ini menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kita punya BRICS yang diharapkan bisa juga untuk menyerap pasar dari produk-produk Indonesia,” jelasnya.
Dalam konteks yang lebih luas, Airlangga juga menyebutkan poin-poin penting lainnya dari deklarasi tersebut. “Kemudian yang ketiga tentu terkait dengan climate change dan promoting sustainable, yang fair and inclusive development,” kata Airlangga.
Ia menambahkan komitmen terhadap pembangunan yang berkesinambungan dan inklusif., “Yang keempat adalah ‘partnership for promotion, human, social, and cultural development’ (arti: kemitraan untuk promosi, pengembangan manusia, sosial, dan budaya). Nah itu outcome dari leaders declaration,” pungkas Airlangga,.
Pernyataan Airlangga ini mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia tengah serius mempertimbangkan penguatan hubungan dengan blok BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, serta anggota baru lainnya) sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko ekonomi global, khususnya dampak dari kebijakan proteksionisme yang meningkat.
BRICS diharapkan dapat menjadi pasar alternatif yang kuat bagi produk-produk ekspor Indonesia, menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global yang tak menentu.
(Editor Aro)