siginews-Jember – Penutupan jalur gumitir jember-banyuwangi selama dua bulan penuh berlaku untuk seluruh jenis kendaraan pribadi, umum, maupun angkutan barang, dengan pengalihan rute utama via Bondowoso dan Situbondo.
Jalur Gumitir, urat nadi penghubung Kabupaten Jember dan Banyuwangi, sekaligus akses vital Jawa-Bali lintas selatan, akan ditutup total mulai besok, 24 Juli hingga 24 September 2025.
Meski demikian, bagi pengendara sepeda motor, sebuah jalur alternatif telah disiapkan. Namun, jalur ini tidak direkomendasikan untuk umum mengingat medannya yang cukup berbahaya.
Selama dua hari terakhir hingga hari ini, proses pengerasan jalan alternatif tersebut dikebut oleh perusahaan yang mengerjakan proyek penutupan jalur Gumitir.
Jalan alternatif sepanjang 8 kilometer ini melintasi kawasan perkebunan dengan kondisi makadam, penuh bebatuan dan lumpur.
Kanit Lantas Polsek Silo, Aipda Dwi Cahyo Utomo, mengonfirmasi bahwa jalur ini hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
“Ini hanya untuk pengendara roda dua saja. Sementara untuk kendaraan roda empat dan lainnya harus melewati jalur yang sudah ditentukan, yakni Bondowoso dan Situbondo,” tegas Cahyo.
Jalur ini juga memiliki batasan waktu operasional, yakni hanya dibuka dari pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Cahyo memperingatkan, kondisi jalan yang sempit dan minimnya lampu penerangan jalan umum (PJU) menjadikannya sangat berisiko jika dilewati malam hari.
“Kalau memang ada yang memaksa lewat malam hari silakan, tetapi jangan sendirian. Karena selain jauh dari permukiman warga, medannya juga naik turun dan banyak belokan,” tambahnya.
Perbaikan Jalan Alternatif dan Koordinasi dengan Perkebunan
Selama proses pemadatan, dua alat berat dan beberapa truk pengangkut material terlihat bekerja keras memperbaiki jalan alternatif tersebut.
Jalur ini selama ini memang menjadi akses bagi truk perkebunan dan warga setempat, melewati dua perkebunan besar, yaitu PTP Nusantara 1 Rayon 5 Kebun Gunung Gambir dan PT LDO di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo.
Pengecekan kesiapan jalur alternatif ini juga melibatkan pihak perkebunan, terutama karena saat ini sedang musim panen kopi, yang berarti mobilitas kendaraan perkebunan juga tinggi.
Sementara, pihak perkebunan mengonfirmasi bahwa hanya kendaraan roda dua dan kendaraan milik perkebunan yang diizinkan melintas.
Untuk memandu pengendara, rambu-rambu petunjuk arah telah dipasang di berbagai titik strategis. Mulai dari persimpangan jalan, di tengah jalan, hingga lokasi-lokasi yang menunjukkan penutupan Jalur Gumitir dan petunjuk arah menuju jalur alternatif, demi mencegah kesesatan dan kebingungan pengguna jalan.
(Editor Aro)