siginews-Surabaya – Antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, masih menjadi keluhan utama, memicu kekhawatiran terkait arus logistik dan mobilitas warga Jawa Timur.
Meskipun berbagai pihak telah berupaya, belum ada kejelasan solusi konkret untuk mengatasi masalah ini, terutama terkait ketersediaan kapal berkapasitas besar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur, Nyono, mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Timur telah mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan yang berisi permintaan penambahan kapal berkapasitas besar untuk melayani Dermaga LCM (Landing Craft Machine) di Pelabuhan Ketapang.
“Surat dari Ibu Gubernur kepada Menteri Perhubungan meminta adanya tambahan kapal berkapasitas besar yang mampu melayani dermaga LCM (Landing Craft Machine) di Pelabuhan Ketapang,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono dalam keterangannya, Minggu (27/7).
Nyono menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi intensif dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XI Jawa Timur-Bali untuk mempercepat respons atas surat Gubernur.
“Kami sudah komunikasikan secara intens, surat sudah dikirim, dan kami terus mendorong agar segera ada penambahan kapal,” tambahnya.
Ia menyoroti penurunan drastis kapasitas pelayanan di dermaga tersebut. “Bayangkan, dari 15 kapal menjadi hanya enam yang beroperasi, dan dari kapasitas 20 kendaraan per kapal kini tinggal seperempatnya. Ini jelas menyebabkan antrean panjang,” ujarnya, menggambarkan betapa parahnya situasi saat ini.
Lanjutnya, “Kami tahu ini bukan kewenangan kami, tapi kami tidak tinggal diam. Ini menyangkut arus logistik dan mobilitas warga Jawa Timur. Jadi, kami harus bersuara dan mendorong agar solusi segera hadir.”
Di sisi lain, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) memastikan bahwa pelayanan penyeberangan di lintas Ketapang – Gilimanuk tetap berjalan meskipun terjadi antrean.
Saat ini, menurut mereka, sebanyak 27 kapal beroperasi, terdiri dari 19 kapal di Dermaga MB I-IV, 7 kapal di Dermaga LCM, dan 1 kapal perbantuan di Dermaga Bulusan Pelabuhan Ketapang.
“Kami tegaskan bahwa pelayanan transportasi laut di Pelabuhan Ketapang tidak berhenti. Kami tetap menjalankan operasional dengan prioritas utama pada keselamatan pelayaran, baik bagi penumpang maupun kapal,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, pada Sabtu (26/7).
Masyhud menambahkan bahwa pasca-musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Ditjen Hubla telah melakukan pengecekan teknis menyeluruh terhadap kapal-kapal jenis LCT yang beroperasi di Dermaga LCM Ketapang Banyuwangi.
“Pemeriksaan kami lakukan ketat, tidak ada kompromi dalam hal kelaikan kapal. Komitmen kami adalah untuk memastikan seluruh unsur keselamatan ditaati sepenuhnya,” lanjut Masyhud.
Meskipun aspek keselamatan menjadi prioritas, penambahan kapasitas kapal berukuran besar untuk mengatasi antrean masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dicarikan solusinya oleh pihak berwenang.
Masyarakat dan pelaku logistik masih menanti kejelasan langkah konkret untuk mengurai kemacetan parah di salah satu urat nadi transportasi penting di Jawa Timur ini.
(Editor Aro)