siginews-Jombang – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jombang menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus mundurnya seorang guru dan satu siswa dari Sekolah Rakyat (SR) kepada Kepala SR Jombang, Andik Minarto.
Dinsos meyakini, pihak sekolah telah memiliki langkah terbaik untuk merespon permasalahan tersebut.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Hari Purnomo, penanganan kasus ini sudah berada dalam koridor yang tepat. Solusi untuk merespon mundurnya guru dan siswa tersebut telah dijalankan oleh Kepala SR Jombang, Andik Minarto.
“Selaku yang punya kewenangan operasional,” ujar Hari Purnomo kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).
Pihaknya sudah menerima laporan dari Kepala SR Jombang mengenai upaya persuasif untuk memastikan keberadaan Guru dan Siswa yang mengundurkan diri dari SR yang bertempat di Gedung SKB Mojoagung, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Jombang itu.
Sementara, Kepala SR, Andik Minarto menyampaikan upaya yang sudah dilakukan untuk penangan Guru dan Siswa yang mengundurkan diri.
”Jadi pendekatan kepada siswa sudah kita lakukan. Kita juga sudah koordinasi dengan dinsos untuk dilakukan asesmen ulang,” ujar Andik.
Jika dalam upaya pendekatan tidak membuahkan hasil. Maka siswa yang kosong akan dicarikan pengganti.
“Iya, akan dicarikan pengganti,” ujarnya.
Disampaikan Andik, satu siswa mundur dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut dilaporkan sering menangis saat kegiatan belajar di SR. Bahkan terpantau beberapa kali, siswa perempuan tersebut enggan menyantap makanan yang disediakan.
”Dia sering nangis ingin pulang. Terus kemudian, hari Sabtu kemarin ingin kembali ke rumah bersamaa orang tuanya,” bebernya.
Padahal, teman-teman sekamar sudah melakukan berbagai upaya untuk menyemangati siswi yang bersangkutan agar betah tinggal dan tetap bisa mengikuti kegiatan belajar bersama di SR.
Jika satu siswa mundur, maka di SR Jombang tersisa 99 orang siswa baik jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun SMA. Kini para siswa tengah fokus pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sosial (MPLS) dengan berbagai materi penguatan karakter.
Termasuk kegiatan Matrikulasi untuk membekali siswa baru dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang relevan dengan program studi yang akan mereka ikuti.
”Sementara ini kita fokus MPLS dan matrikulasi,” ungkapnya.
Selain seorang siswa, ada satu guru yang mengundurkan diri dari SR. Guru yang dimaksud, guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Guru tersebut dilaporkan belum pernah masuk sejak dibuka 14 Juli lalu.
”Kami belum tahu alasannya. Karena kita menghubungi beliau langsung mengundurkan diri,” jelasnya.
Dari total 19 guru di Sekolah Rakyat, hanya satu mapel PAI yang belum terisi. Meski demikian, Andik menyebut materi PAI masih bisa ditangani wali asuh yang kebetulan menguasai PAI.
”Apalagi saat ini belum kita berikan materi pelajaran umum. Namun lebih banyak ke matrikulasi dan peningkatan wawasan,” pungkasnya.
(Pray/Editor Aro)