siginews – Surabaya – Demo warga Pati, Jawa Tengah yang menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya, bakal menular ke Jawa Timur. M Sholeh, mantan aktivis’98, mengajak rakyat Jawa Timur untuk melakukan gerakan besar sebagai gerakan perlawanan dengan tuntutan menurunkan atau melengserkan Khofifah Indar Parawansa dari jabatan Gubernur Jawa Timur.
“Kita akan membuat gerakan besar, melakukan gerakan perlawanan, menurunkan Khofifah (dari jabatan Gubernur Jawa Timur,” ujar M Sholeh, Minggu (17/8/2025).
Pria yang biasa disapa Cak Sholeh ini membeberkan alasan kenapa rakyat Jawa Timur harus melakukan gerakan besar untuk menurunkan Khofifah Indar Parawansa dari jabatan Gubernur Jatim.
“Pemimpin ini pemimpin dzolim, yang tidak berpihak kepada masyarakat dan dia juga terlibat dugaan kasus korupsi dana hibah,” katanya.
“Masyarakat harus sadar, dia (Khofifah) tidak bermanfaat buat Jawa Timur. Nyatanya yang diurusi buah-buahan, bukan mengurusi masyarakat khususnya rakyat kecil,” tegasnya.
Cak Sholeh yang juga berprofesi sebagai pengacara ini mencontohkan, banyaknya penahanan ijazah di SMA-SMA negeri. Pungutan liar (pungli) di sekolah-sekolah SMA negeri.
“Dia diminta untuk membuat aturan larangan pungli juga diam. Masalah-masalah pungli, masalah-masalah korupsi dia (Khofifah) itu mbidek ae (diam saja),” ujarnya.
Cak Sholeh menegaskan, belajar dari kasus di Pati, Jateng bahwa, permasalahan di Pati tidak seberapa tapi bisa membuat rakyat marah. Kasus di Jawa Timur lebih parah dibandingkan dengan di Pati. Ia mengajak demo Pati pindah ke Jatim.
“Apalagi di Jawa Timur, dugaan korupsinya triliunan rupiah. Di Jawa Timur korupsinya menggurita. Ada korupsi di DPRD, dua triliun ditangkap KPK. Belum lagi dugaan hibah gubernur nilainya triliunan rupiah. Korupsi Bank Jatim 500 miliar. Korupsi di Dinas Pendidikan Jawa Timur 50 miliar,” terangnya.
“Duit itu kalau untuk pendidikan, kesehatan, itu bisa bermanfaat daripada dikorupsi. Nyatanya Khofifah itu nggak nggubris, diam saja. Dan korupsi ini bertahun-tahun selama dia menjadi Gubernur Jawa Timur,” tegasnya.
Cak Sholeh yang pernah menjadi kader dari berbagai partai politik seperti PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan Partai NasDem ini mengajak rakyat Jawa Timur sadar dan jangan mau dibodohi oleh Gubernur Khofifah.
“Masyarakat harus sadar, kita ini dibodohi. Triliunan duit itu diduga dikorupsi. Ketika kita minta pengampunan pajak kendaraan bermotor, dia tidak mau. Tapi kalau ada korupsi, doyan (sangat suka sekali),” kata Sholeh.
Sholeh menerangkan, akan membuka posko pengaduan atau posko pergerakan perlawanan di depan rumah dinas dan juga ruang kerja Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di gedung negara Grahadi, di taman dekat patung Gubernur Suryo.
Pergerakan rakyat kata Sholeh, akan dimulai pada Minggu (17/8/2025) waktu dari jam 20.00 hingga 24.00 Wib di depan Grahadi. Di posko tersebut, Sholeh akan menampung aspirasi warga, menerima pengaduan warga, diskusi untuk menyusun berbagai macam agenda, hingga menerima donasi dari warga yang mendukung pergerakan perlawanan untuk melengserkan Khofifah dari jabatan Gubernur Jatim.
“Pergerakan ini mulai Minggu malam. Selanjutnya kita buka setiap hari, setiap malam, mulai jam 8 malam sampai jam 12 malam,” katanya.
“Kita belajar dan mengadopsi pergerakan dari teman-teman di Pati. Mereka membangun poskonya di depan kantor Pemkab. Awalnya dilarang, karena mereka melakukan perlawanan, akhirnya dibiarkan,” jelasnya.
(jrs)