siginews.com-Jombang – Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jombang mengeluhkan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan dinilai tidak layak konsumsi.
Dengan temuan lauk basi dan nasi yang kurang matang. Selain itu, pendistribusian yang terlambat juga menjadi persoalan.
Salah satu sekolah yang menerima program ini adalah SMPN 1 Jombang di Jalan Pattimura. Sebanyak 993 siswa di sekolah tersebut menerima manfaat dari program MBG.
Pada hari pertama distribusi, Senin (1/9/2025), kondisi makanan dinilai tidak layak. Sejumlah siswa menemukan lauk ayam yang basi dan masih berdarah, serta nasi yang keras karena kurang matang.
Pada hari kedua, Selasa (2/9/2025), kondisi sedikit membaik dengan menu berupa sepotong tahu, bakwan, sayur jagung, jeruk, dan saus.
Meski pada hari pertama makanan dalam kondisi tidak layak, siswa tetap menyantapnya karena menunggu terlalu lama dan merasa lapar. Beruntung, tidak ada siswa yang mengalami sakit perut atau keracunan.
“Kemarin hari Senin, enak cuma ayamnya ada yang basi, tahunya hambar. Ini tadi ada kayak bakwan, terus tahu, jeruk sama ada kayak sayur-sayurannya gitu,” ujar siswa inisial KB dalam pesan diterima wartawan, Rabu (3/9/2025)
“Perbedaannya sama kemarin lebih enak sekarang. Kalau kemarin ayamnya ada darahnya terus nasinya keras kurang matang, sekarang enak rasanya udah kayak biasanya. Kemarin tetep dimakan karena lapar, (perutnya) nggak apa-apa,” ungkap M siswa lainnya.
Pihak sekolah selaku penerima manfaat program mengaku hanya bisa memaklumi kondisi tersebut.
Humas SMPN 1 Jombang, Fatkhur, menyayangkan pendistribusian yang terlambat dari jadwal yang ditentukan.
“Distribusi ini kan masih pertama kali ya, penjadwalan tadi diharapkan itu sekitar jam 9. Kemudian ada kendala-kendala apa sampai sekitar jam 11 lebih didistribusikan,” ujarnya.
“Secara umum kita banyak menerima masukan, lebih banyak baiknya artinya sesuai enak. Mungkin yang saya temui itu nasinya kurang banyak. Kalau hal seperti berita-berita, kita belum konfirmasi juga, mungkin sifatnya kasuistik. Kita belum ada pendataan kayak gitu (basi), nanti setelah kita konfirmasi lagi ke lapangan karena baru kemarin. Kita berharap mungkin jadwalnya lebih on time sehingga kita mendistribusikan ke anak-anak lebih awal sehingga sesuai,” imbuhnya.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait persoalan tersebut, pihak SPPG Kepatihan Yayasan Puspa Wijaya Abadi yang berada di Jalan Tugu Gang Empat Desa Kepatihan, tidak bisa memberikan keterangan dengan alasan masih ada meeting.
(Pray/Editor Aro)