siginews.com-Jakarta – Presiden Prabowo Subianto terus bergerak cepat dalam merespons dinamika situasi nasional.
Usai pertemuan di Bogor, kini ia mengundang para tokoh dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pimpinan partai politik, tokoh lintas agama, pimpinan serikat buruh, dan perwakilan pemuda lintas iman, untuk berdialog di Istana Negara, Senin (1/9).
Pertemuan ini membahas isu-isu krusial yang menjadi perhatian publik, dari korupsi hingga tunjangan DPR.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menyebut pertemuan ini sebagai momen penting bagi para tokoh untuk menyampaikan aspirasi rakyat secara langsung.
“Aspirasi-aspirasi, harapan-harapan telah disampaikan kepada Presiden dalam pertemuan yang cukup panjang tadi. Presiden juga rupanya sudah mendengar dan memahami sebagian besar dari aspirasi-aspirasi yang disampaikan itu. Bahkan beliau menunjukkan bahwa sudah ada langkah-langkah yang telah dilakukan, bukan hanya oleh Presiden tapi juga oleh lembaga-lembaga negara yang lain seperti DPR,” ujar Yahya dalam keterangannya kepada awak media usai pertemuan.
Dalam pertemuan ini, para tokoh secara terbuka membahas beberapa poin yang menjadi kegelisahan masyarakat, seperti:
1. RUU Perampasan Aset hasil korupsi.
2. Korupsi
3. Pajak yang memberatkan rakyat.
4. Perilaku pejabat.
5. Kenaikan tunjangan DPR.
Sementara, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jacky Manuputty, Presiden menanggapi setiap masukan dengan serius.
“Kami sangat mengapresiasi undangan Presiden dan pertemuan ini berlangsung dalam suasana yang tidak formal, sangat guyub,” ujar Jacky.
Khusus untuk RUU Perampasan Aset, Jacky mengungkapkan bahwa Presiden berjanji akan sungguh-sungguh memperjuangkannya bersama DPR.
“Presiden berjanji untuk undang-undang perampasan aset, beliau akan sungguh-sungguh mengerjakan dan memperjuangkan itu bersama Dewan. Saya kira itu,” tegasnya.
Pertemuan yang berlangsung dalam suasana hangat dan egaliter ini disambut baik oleh para hadirin.
Mereka sepakat untuk terus berkontribusi menciptakan rasa aman di tengah masyarakat dan mendoakan agar setiap upaya pemerintah mendapat perlindungan dari Tuhan.
Pertemuan serupa, yang direncanakan akan digelar secara rutin, diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
(Editor Aro)