Jajaran kemenko polhukam tinjau langsung ruang cc 112 di gedung siola, surabaya
Surabaya – Penerapan dan pengembangan sistem kedaruratan CC 112 oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, mampu menarik perhatian Pemerintah Pusat. Beberapa hari yg lalu, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Kemenko Polhukam RI) beserta jajarannya menggelar kunjungan kerja (Kunker) dalam rangka mempelajari implementasi pelaksanaan, komitmen, dan kendala dalam mewujudkan Smart City di Kota Surabaya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menyambut langsung jajaran tim dari Kemenko Polhukam. Hebi mengatakan, tujuan kunker jajaran Kemenko Polhukam ke Surabaya adalah untuk mempelajari Call Center (CC) 112 untuk diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadi nanti di IKN akan dibentuk seperti 911 juga untuk kedaruratan, dan mereka sangat salut dengan Surabaya, karena mereka baru melihat ternyata hanya Surabaya yang terintegrasi dan ada kolaborasi antar OPD (organisasi perangkat daerah),” kata Hebi, Kamis, (12/9/2024).
Hebi menjelaskan, alasan Kemenko Polhukam menggelar kunker ke Surabaya adalah karena hanya CC 112 yang memiliki respon time kedaruratan kurang dari 7 menit.
“Nah, ini baru ada di Indonesia, yaitu di Surabaya. Mereka akan menerapkan itu di IKN nantinya,” jelas Hebi.
Menurut keterangan Hebi, CC 112 memiliki kelebihan lain yakni mampu mendeteksi pelaku tindak kriminal bahkan daftar pencarian orang (DPO) melalui kamera CCTV. Sampai saat ini, total kamera CCTV yang terkoneksi dengan CC 112 ada sekitar 2200 unit. Tidak hanya itu, pemkot juga memiliki program kelurahan tanggap bencana yang tesebar di seluruh kecamatan se-Surabaya.
Hebi menyebutkan, sempat memberikan saran kepada Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidkoor Kamtibmas Kemenko Polhukam, Brigjen Pol Asep Jenal Ahmadi agar menerapkan bentuk mitigasi dan jalur evakuasi seperti Kota Surabaya. Tujuannya, untuk menjaga keselamatan di lingkungan istana presiden dan memberikan petunjuk arah kepada warga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana di IKN.
“Semisal nanti ada gempa dan sebagainya, itu sudah ada tuntunan ke mana warga harus menuju. Kalau nanti sampai belok ke kanan, kemudian di kanan mendekati bencana itu sudah ada warning (peringatanya),” sebut Hebi.
Dalam kesempatan ini, rombongan kunker Kemenko Polhukam diajak melihat secara langsung ke ruang CC 112 di Gedung Siola Surabaya.
Hebi menambahkan, ke depannya akan ada berbagai peningkatan sarana dan prasarana (sarpras). Mulai dari jaringan koneksi, komputer, alat deteksi benda di udara hingga early warning system (EWS) untuk gempa bumi.
“Karena peralatan ini kan sudah dari tahun 2016 ya. Jadi harus diperbarui komputernya, sistem komunikasinya, kemudian juga akses masuk ke CC 112. Kemarin juga sudah komunikasi dengan penyedia 112 supaya ada Whatsapp (WA) bisnis khusus layanan 112, ketika nantinya tidak bisa terkoneksi, bisa melalui WA ini,” tutup Hebi.