Rawon daging sapi, warisan kuliner Jawa Timur yang sudah berusia ratusan tahun dengan keunikan rasa dan warna kuahnya yang khas. Popularitasnya yang meluas membuktikan rawon tetap berdiri kokoh sebagai salah satu masakan tradisional yang paling digemari dan mampu bersaing dengan masakan asing yang ada di Indonesia.
Rawon ternyata telah berusia lebih dari 1000 tahun. Terungkap berasal dari Prasasti Taji yang dikeluarkan pada tahun 901 Masehi oleh Rakryan I Watu Tihang Pu Sanggramadurandara yang ditemukan di Ponorogo, tertulis dengan nama ‘Rarawwan’. Peninggalan prasasti tersebut adalah prasasti yang memiliki tujuh lempeng tembaga, yang ditemukan di Dukuh Taji, Desa Gelanglor, Sukorejo Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 1868.
Temuan Bukti lain, Rawon diketahui merupakan makanan yang sangat digemari oleh keluarga kerajaan Keraton Mangkunegaran Surakarta ini, ditemukan dalam catatan resep bernama Serat Wulangan Olah-Olahan Warna-Warni yang dicetak pada tahun 1926.
Diduga dari hasil penelitian nama Rawon berasal dari bahasa Jawa ‘Rawa’ yang menyerupai warna air rawa yang gelap kehitam-hitaman, di luar negeri Rawon disebut sebagai ‘Black Soup’
Komposisi sup daging sapi dari betis atau iga sapi yang kaya nutrisi dan beraroma segar. Kuah Rawon dibumbui dengan campuran rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, dan serai. Warna gelap pada kuahnya berasal dari kluwek yang semakin menambah rasa khas pada rawon.(aro)