Banyuwangi – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dihadiri langsung Sandiaga Salahudin Uno menggelar program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024, di Ponpes Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi.
Sandiaga Uno mengatakan, Banyuwangi menjadi tempat terakhir rangkaian program pelatihan peningkatan kapasitas santri di Indonesia dan sengaja dipilih karena dinilai memiliki potensi ekonomi yang lengkap.
“Kami tutup program Santri Digitalpreneur tahun ini dan sengaja kami pilih di Banyuwangi karena memiliki potensi ekonomi kreatif yang lengkap,” kata Sandi, Jumat (20/9).
Menurut Sandi, ekonomi kreatif di kabupaten ujung timur Pulau Jawa saat ini menduduki peringkat ketiga. Kekuatan utamanya adalah sektor kuliner, fashion, dan kriya. Sementara sektor lain yang tengah berkembang cukup pesat adalah film dan musik. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
“Jadi tinggal ditingkatkan lagi kualitasnya. Dan garda terdepannya adalah para santri ini,” tutur Sandi.
Dalam program Santri Digitalpreneur Indonesia, Kemenparekraf memberi pelatihan dan pendampingan kepada para santri untuk berkembang dari sisi industri kreatif dan digital. Dengan program tersebut harapannya agar santri siap dan memiliki kemampuan digitalpreneur usai menyelesaikan pendidikan.
Kemenparekraf mentargetkan, sekitar 25 persen dari 5 juta santri di Indonesia akan menerima manfaat dari program Santri Digitalpreneur Indonesia sejak pertama kali digagas. Program ini juga diharapkan mampu menciptakan 25 juta lapangan kerja dari kalangan anak muda.
Sementara itu Pengasuh Ponpes Mabadiul Ihsan KH Masykur Wardi, berterima kasih atas diselenggarakan program Santri Digitalpreneur Indonesia di pondok pesantren Mambadiul Ihsan.
“Kami berharap dengan kegiatan yang ditempatkan di Mabadiul Ihsan, bisa memacu santri-santri kami berkiprah di masyarakat dengan membawa hal positif,” kata Masykur.(Irham)