• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Ekbis

Banjir Barang Impor Murah, Kemenperin: Perlu Revisi Permendag 8/2024

Reporter : Redaksi Selasa, 8 Oktober 2024
Ilustrasi krisis ekonomi (dok.aro/siginews)
SHARE

Jakarta – Fenomena 5 bulan terakhir penyebab terjadinya Deflasi atau penurunan harga barang dikarenakan banyaknya produk-produk impor jadi yang memenuhi pasar dalam negeri Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di kantor Kementerian.

“Deflasi (terjadi) karena banyak barang impor, sehingga karena kalau suplainya banyak apalagi dari impor kan pasti mempengaruhi deflasi,” kata Agus, Senin (7/10).

Menurutnya produk impor yang masuk ke Indonesia ini dibanderol dengan harga yang sangat murah. Sehingga produk hasil industri dalam negeri kalah bersaing atau terpaksa ikut menjual dengan harga murah meski mengalami kerugian.

Jadi kita melihatnya karena barang-barang impornya banyak masuk ke Indonesia, dari kaca mata industri ya, tapi kalau dari kacamata sektor lainnya berbeda, tapi kalau dari kacamata industri deflasi itu didorong karena banyaknya barang impor,” ucapnya.

Baca Juga:  Deflasi? Tenang, KAI Daop 9 Jember Tawarkan Tarif Tiket Spesial

“Karena barang yang masuk kan barang-barang murah,” tegas Agus.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan dari sudut pandang industri permasalahan ini dapat diselesaikan dengan membatasi masuknya produk impor murah.

“Kalau produk impor murah dibatasi, maka pasar domestik itu harga barang-barang bisa, terutama harga produk manufaktur, bisa bersaing. Bisa naik, terutama harga produk manufaktur dalam negeri,” kata Febri.

“Kalau harga produk manufaktur dalam negeri di pasar domestik bisa naik, itu akan meningkatkan permintaan atas produksi. Kalau produksi meningkat, maka industri akan lebih berani memberikan insentif tambahan atau menyerap tenaga kerja yang baru,” tambah Febri.

Menurut Febri, secara berkelanjutan kondisi perbaikan jumlah permintaan produksi ini akan membuat banyak perusahaan sektor industri menyerap tenaga kerja baru.

Baca Juga:  Harga Cabai Rawit Meroket! Naik Rp2.700, Kini Tembus Rp48.670/kg.

“Kalau ada tenaga kerja baru yang terserap, dan kemudian ada insentif yang tambahan (untuk pekerja), maka rumah tangga akan meningkat pendapatannya. Kalau pendapatannya meningkat, maka kemampuan atau daya beli masyarakat akan meningkat, ya,” papar Febri.

“Itu akan mengurangi deflasi (komoditas lain). Harga barang-barang juga akan meningkat juga. Karena daya beli masyarakat meningkat. Salah satu penyebab deflasi kan daya beli masyarakat menurun,” ucapnya lagi.

Untuk itu, Febri meminta kepada Kementerian/Lembaga terkait untuk segera merealisasikan kebijakan pembatasan produk impor jadi. Semisal aturan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) dan Penetapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD).

“Kami melihat akar masalah deflasi itu ada pada pasar domestik yang kebanjiran produk impor dengan harga murah. Jadi kami minta agar Kementerian/Lembaga, agar segera merealisasikan kebijakan pembatasan produk impor jadi. Produk impor jadi, sekali lagi produk impor jadi,” terangnya.

Baca Juga:  Tarif Global Trump: Awas! Vietnam-Indonesia-Malaysia Paling Terpukul

Kemudian Kemenperin juga meminta agar Kementerian/Lembaga terkait juga merevisi aturan impor, seperti dalam Permendag no 8 Tahun 2024; kemudian pengalihan pelabuhan masuk untuk komoditas produk jadi, dan penurunan bunga kredit untuk industri dalam negeri.

“Ya kan solusinya kalau terhadap banjir impor itu, kami merekomendasikan direvisi Permendag no 8 tahun 2024, diatur dan dialihkan pelabuhan masuk untuk tujuh komoditas barang jadi itu ke pelabuhan di Sorong, di Bitung. Terus juga kredit produksi, kredit untuk manufaktur, itu diturunkan suku bunganya, suku bunga pinjamannya,” tutup Febri.(aro)

 

Tag :DeflasiHarga barangImpor murahindustri dalam negeriKementerian perindustrianKrisis ekonomi
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Pemerintah Satukan UMKM dalam Holding Besar, Bantu Modal & Pasar Baru
Rabu, 14 Mei 2025
Prabowo Tiba di Brunei, Bertemu Sultan Hassanal Bolkiah
Rabu, 14 Mei 2025
Viral! Ladang Ganja di Gunung Kerinci? Ini Kata Balai Taman Nasional
Rabu, 14 Mei 2025
LPDB Kucurkan Rp 1,5 Miliar untuk Koperasi Petani Kopi Java Preanger
Rabu, 14 Mei 2025
Wamenkop Ferry Jadi Koordinator Ketua PH Satgas Kopdes Merah Putih
Rabu, 14 Mei 2025
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Berita Populer

Pemerintah Satukan UMKM dalam Holding Besar, Bantu Modal & Pasar Baru

Prabowo Tiba di Brunei, Bertemu Sultan Hassanal Bolkiah

Viral! Ladang Ganja di Gunung Kerinci? Ini Kata Balai Taman Nasional

LPDB Kucurkan Rp 1,5 Miliar untuk Koperasi Petani Kopi Java Preanger

Wamenkop Ferry Jadi Koordinator Ketua PH Satgas Kopdes Merah Putih

Berita Menarik Lainnya:

Bapak Pencak Silat Dunia Eddie Marzuki Nalapraya Wafat Usia 93 Tahun

Selasa, 13 Mei 2025

Ledakan Pemusnahan Peluru Kadaluarsa di Garut Tewaskan 13 Orang

Selasa, 13 Mei 2025

Atap Puskesmas Perak Jombang Ambrol Timpa Pasien, Anggaran Rp4,2 M?

Selasa, 13 Mei 2025

Seskab Indra dan Dubes Australia Bahas Persiapan Kunjungan PM Albanese

Selasa, 13 Mei 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?