Ngawi – Berdasarkan rilis (DKPP) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tercatat peningkatan harga panen tembakau di wilayah Ngawi dan sekitarnya tahun 2024 tergolong bagus yakni tembus Rp52 ribu per kilogram.
“Untuk harga jual tembakau setelah panen tahun ini di Ngawi masih tergolong bagus. Yakni di kisaran Rp40 ribu hingga Rp52 ribu per kilogram,” ujar Kabid Perkebunan dan Hortikultura, DKPP Kabupaten Ngawi Hendro Budi Suryawan di Ngawi, Rabu (30/10)
Menurut Hendro, intensitas curah hujan yang terjadi di Kabupaten Ngawi membuat produksi tembakau pada panenan ketiga bulan Oktober ini menurun. Terjadi penurunan kurang lebih setengah ton dari 2 ton menjadi 1,5 ton hingga 1,6 ton.
“Meski dari jumlah panen turun, namun harga jual tetap bagus. Hal itu karena petani tembakau Ngawi telah bekerja sama dengan mitra yang membutuhkan produk. Bahkan untuk kualitas bagus harga bisa tembus Rp55 ribu per kilogram,” ujarnya.
Hendro menjelaskan, harga jual pasca-panen yang tinggi membuat luasan tanam komoditas tembakau di Ngawi tahun 2024 meningkat dari tahun lalu. Petani beralih menanam dari padi ke tembakau saat memasuki musim kemarau mulai bulan Mei ataupun Juni.
Berdasarkan data tahun 2023 jumlah luas lahan tanaman tembakau mencapai 1.400 hektare yang meningkat menjadi 1.702 hektare.
Untuk memaksimalkan hasil panen, DKPP Kabupaten Ngawi terus mendampingi dan memberikan penyuluhan agar petani mulai menanam tembakau sekitar bulan Mei setiap tahunnya.
“Hal itu mengantisipasi jika bulan Oktober saat panen ketiga memasuki musim hujan, petani tidak rugi. Hal itu karena semakin panas, kualitas daun tembakau yang dipanen semakin bagus,” kata dia.
Adapun, sentra tanam tembakau di Ngawi terdapat di Kecamatan Karangjati, Pangkur, Padas, dan Bringin, serta beberapa rintisan di Jogorogo, Kendal, Sine, Ngrambe, dan lainnya. Total produksi tembakau tahun 2024 tercatat di kisaran 2.500-3.000 ton. (aro)