Surabaya – Debat kedua Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2024 diikuti masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Saat sesi tanya jawab antar calon wakil gubernur, Lukman, Emil dan Gus Hans. Cawagub Lukman memberikan pertanyaan yang dianggap pancingan kepada Gus Hans untuk menilai Pemprov Jatim era Gubernur Khofifah dan Wagub Emil.
Debat kedua Pilgub Jatim Tahun 2024 digelar di Grand City, Surabaya, Minggu (3/11/2024) diikuti masing-masing pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yakni, pasangan cagub-cawagub nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Khakim (PKB). Cagub-cawagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak (PAN, Gerindra, Demokrat, Golkar, PPP, PSI, PKS, NasDem, Perindo, Gelora, PBB, PKN, Garuda dan Buruh). Cagub-cawagub nomor urut 3, Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta Gus Hans (PDIP, Hanura).
Ketika sesi tanya jawab antar cawagub, Cawagub nomor urut 1, Lukmanul Khakim memberikan pertanyaan kepada cawagub nomor urut 3 Zahrul Azhar Asumta Gus Hans mengenai tema Inovasi tata kelola pemerintahan.
“Saya ingin tanya pada Gus Hans, terus terang kalau boleh tahu menurut pendapat Gus Hans, selama ini inovasi tata kelola di Pemprov Jatim sudah bagus atau diperbaiki lagi. Dipersilahkan,” tanya Lukman.
Gus Hans memang sebelumnya adalah orang dekat Khofifah. Karena pada Pilgub Jatim 2018 lalu, Gus Hans adalah bagian dari tim pemenangan pasangan Khofifah-Emil Dardak.
“Terima kasih, saya tahu arah pertanyaannya, dan insyaAllah saya tidak terpancing untuk menjawab pertanyaan itu,” jawab Gus Hans dengan tertawa.
“Yang saya pikirkan adalah bagaimana masa depan. Tidak usah melihat yang belakang-belakang. Toh yang dibelakang nggak usah dilihat,” ujar Gus Hans.
Gus Hans melihat, inovasi itu penting dan menjadi kunci. ia mencotohkan bedanya mesin dengan orang.
“Orang yang diharapkan adalah inovasinya, pikiran-pikiran out off the box-nya. Itu yang kita harapkan. Makanya yang penting, kuncinya dalam inovasi adalah harus ada transparansi, harus ada keterlibatan masyarakat, dan juga yang paling penting adalah akuntablitasnya,” tuturnya.
“Ini semuanya nggak akan bisa terjadi, nggak akan mungkin kita buka semuanya kalau kitanya nggak Resik. Awali dari kita sendiri dulu, kalau kita mengajarkan orang bersih, bersih, bersih kalau kita nggak bersih, nggak akan terbuka dengan apa adanya. Birokrasi sebaik apapun nggak akan bisa berjalan dengan baik tanpa ada kebersihan dari pelakunya dari top manajernya di dalam pemerintahan itu sendiri,” tegas Gus Hans. (roi)