Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mendukung digulirnya kembali program training bagi penyandang gangguan perkembangan saraf atau Autisme, pasca terhenti selama empat tahun karena pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur Boby Soemiarsono di sela menerima audensi dari CEO Autism Association of Western Australia (AAWA) Joan McKenna Kerr, di ruang kerja Pj Sekda, Jalan Pahlawan, Surabaya, Senin (4/11/2024).
“Kami sangat mendukung program training yang dinaungi oleh suatau organisasi besar yang melayani penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) dari kanak-kanak sampai dewasa,” ujar Pj Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono.
Bobby menambahkan, wilayah Jawa Timur sangat luas dan bukan hanya Surabaya saja, sehingga diharapkan program ini bisa merambah ke wilayah lain di Jatim.
“Kami harap program ini bisa menjangkau wilayah kota – kota besar di Jatim seperti Malang, Madiun, Sidoarjo dan
Gresik. Kita juga harus berikan kesempatan yang sama ke semua orang,” tuturnya.
Bobby menambahkan, program training bagi penyandang autisme (AAWA) merupakan salah satu dari banyaknya kerjasama sister-state antara Pemprov Jatim dan Australia Barat yang
sudah terjalin cukup lama.
“Hubungan kerjasama sister-state saat ini sudah banyak berkembang ke sektor baru. Contohnya, dalam pengembangan sumber daya, termasuk di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, perguruan tinggi dan pendidikan inklusif,” terangnya.
Ia menambahkan, program ini harus dilanjutkan, apalagi waktunya pas dengan pembahasan mengenai anggaran tahun 2025.
“Program ini sangat bagus untuk dilanjutkan dan alhamdulillah timingnya pas karena kami sedang melakukan pembahasan mengenai budgeting anggaran tahun 2025. Untuk selanjutnya, kami akan buat tim khusus agar program ini berjalan lancar,” kata Bobby.
Pemprov Jatim kata Bobby, akan mendukung utamanya memfasilitasi program training dari BPSDM, Dinas Pendidikan serta seluruh dinas terkait.
“Kita harus mendukung, karena ini berbasis multiple sector. Oleh karena itu, tindak lanjutnya kami arahkan untuk menyiapkan berbagai kebutuhan agar program ini berjalan lancar. Dan yang terpenting adalah setelah pengiriman peserta training selesai, tindaklanjutnya apa. Harus ada tindak lanjutnya,” jelas Pj Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono.
Sementara itu, CEO Autism Association of Western Australia (AAWA) Joan McKenna Kerr mengatakan bahwa program training bagi penyandang austime ini sudah menghasilkan sekitar 1000 pekerja bagi penyandang austisme.
“Kami mulai program ini sejak tahun 2011 untuk memahami bagaimana peta penyandang austistik di Jatim. Lalu pada tahun 2012, ratusan orang penyandang autisme belajar ke Perth atas kerjasama Pemprov Jatim dan Australia Barat,” kata Joan.
Katanya, hampir setiap tahun pihaknya datang ke Surabaya untuk memberikan trainin lanjutan bagi para interns dan anggota junior.
“Tahun ini setelah alfa 4 tahun karena pandemi Covid, kami berkomitmen memberikan training dan workshop kepada banyak orang di Jawa Timur,” ujarnya.
Joan berharap beberapa kerjasama lanjutan utamanya untuk mengatasi hambatan bagi anak-anak dari pendidikan primer (dasar) ke sekunder (menengah). Pasalnya, masih ada beberapa sekolah menolak anak-anak autis untuk sekolah di sekolah biasa.
“Kami juga berharap Pemprov Jatim dapat membantu anak – anak austisme yang bertransisi dari sekolah ke tempat kerja. Setelah lulus sekolah, kesempatan apa yang tersedia bagi mereka,” tuturnya.
AAWA juga turut mengundang Pemprov Jatim untuk hadir dalam Asia Pacific Autism Conference (AAPAC) Tahun 2025.
“Sebagai representasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berkomitmen mendukung pelayanan (training) bagi penyandang austis,” jelas Joan. (roi)