Danantara Ungkap Alasan Pilih Pasar Modal Ketimbang Perbankan Domestik
Reporter : Sigit P
Bisnis
Jumat, 28 November 2025
Waktu baca 2 menit

Siginews.com-Jakarta – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia mulai mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan dana kelolaan, dengan mengarahkan investasi ke pasar modal.
Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pasar modal menawarkan likuiditas yang lebih tinggi dan kapasitas penyerapan dana jumbo, sesuatu yang sulit dipenuhi oleh perbankan domestik.
Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menjelaskan bahwa injeksi likuiditas ke bursa efek ini bertujuan ganda: menopang likuiditas sekaligus mencegah dana kelolaan menjadi ‘menganggur’ selama menunggu proyek fisik matang.
“Kita juga ingin memastikan dana ini juga enggak nganggur. Karena kita juga punya moral obligation. Dana ini jangan diendapin di bawah meja aja, di bawah bantal, gak menghasilkan,” ujar Ali dalam media briefing di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Pasar Modal Ungguli Perbankan Domestik
Ali Setiawan secara lugas menuturkan bahwa pasar modal menjadi pilihan strategis yang lebih unggul dibandingkan dengan penempatan dana di perbankan.
Pasar modal tidak hanya menjanjikan return yang lebih cepat, tetapi juga mampu menampung investasi dalam jumlah besar.
“Bahkan kalau misalnya taruh di bank aja, belum tentu banknya bisa serap semua dananya. Terbalik, mereka bilang, terlalu banyak, kita mungkin bisa serap seginian,” tuturnya, mengindikasikan keterbatasan perbankan dalam menyerap dana berskala besar.
Investasi di pasar modal ini dirancang untuk menyeimbangkan mandat Danantara, yaitu mendukung pembangunan strategis yang berjangka waktu panjang, dengan kebutuhan untuk mencari keuntungan finansial yang lebih singkat.
Strategi Tiga Pilar Jangka Panjang
Danantara merancang strategi investasi jangka panjang yang akan matang dalam lima tahun ke depan, berlandaskan tiga pilar: proyek strategis nasional, proyek privat komersial, dan pasar modal.
Ali mengakui bahwa proyek strategis memerlukan proses yang sangat lama—mulai dari assessment, due diligence, hingga koordinasi dengan kementerian.
Untuk menyiasati proses panjang tersebut, investasi di sektor yang berorientasi keuntungan cepat sangat dibutuhkan.
“Proyek strategis ini kita tahu makan waktu lama. Nggak mungkin kalau kita nungguin semua yang proyek strategis doang, dan dananya jadi istilahnya males gitu kan. Nungguin gitu lama,” jelasnya.
Oleh karena itu, proyek privat komersial dan pasar modal menjadi pilar penting untuk menjaga dana tetap produktif dan menyeimbangkan return.
Sebagai contoh, Danantara telah berinvestasi di proyek pabrik Chlor Alkali–Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
“Di mana untuk project strategis ada, untuk project private yang commercially return-nya bagus ada, dan untuk yang mencari return ke pasar modal pun ada. Jadi balance gitu loh,” tutup Ali.
(Editor Aro)
#Danantara Indonesia
#Investasi
#Investasi Pasar Modal
#Lembaga Danantara
#Managing Director Treasury Danantara Indonesia Ali Setiawan
#Pasar Modal
#Perbankan



Berita Terkait

Mantan Bupati Probolinggo akan Hadirkan 1000 Saksi di Persidangan
Daerah.Kamis, 4 Juli 2024

Mitra SIG di Bali:Jual 6 Truk Semen Sehari Raih Super Grandprize Mobil
Bisnis.Selasa, 18 November 2025

Wajib Tahu! Rujukan BPJS Berbasis Tipe RS Akan Diganti Jenis Penyakit
Lifestyle.Jumat, 14 November 2025

Awas! HMPV Terdeteksi di Indonesia, Waspadai dan Kenali Penularannya
Headlines.Jumat, 10 Januari 2025

