siginews

Pedagang Sebut Program MBG Picu Lonjakan Harga Daging Ayam di Jombang

Reporter : Redaksi

Bisnis

Senin, 8 Desember 2025

Waktu baca 3 menit

Pedagang Sebut Program MBG Picu Lonjakan Harga Daging Ayam di Jombang

Siginews.com-Jombang – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), masyarakat Jombang harus bersiap menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok.

Harga daging ayam di Pasar Pon Jombang terpantau telah mengalami kenaikan signifikan dan terjadi lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya.

Dewi Nurkamaru (51), pedagang daging ayam di Pasar Pon, mengungkapkan bahwa harga normal yang biasanya berkisar Rp32.000 hingga Rp33.000 per kilogram (kg) kini telah melonjak.

“Biasanya harga normal itu Rp 32.000–33.000 per kg. Tapi kalau sudah dekat Natal dan tahun baru memang pasti naik. Sekarang tiap hari naiknya,” ujarnya, Senin (8/12/2025).

Menurut Dewi, selain siklus tahunan jelang Nataru, program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG) turut mendorong kenaikan harga.

Permintaan ayam dari berbagai sektor meningkat, sehingga stok dari pemasok lebih cepat terserap.

“Ada program MBG itu juga. Jadi permintaan naik terus. Barang-barang lain juga ikut naik, akhirnya ayam juga ikut naik,” jelasnya.

Meski Natal masih beberapa minggu lagi, Dewi memperkirakan harga saat ini sudah mendekati batas tertinggi untuk pasar Jombang, meski kemungkinan naik lagi tetap ada jika pasokan menipis.

“Kayaknya pasarnya kuatnya segitu (Rp 35–36 ribu). Tapi enggak tahu kalau nanti naik lagi. Paling tinggi itu pas hari raya, bisa sampai Rp 40 ribu kalau Lebaran,” ungkapnya.

Ia menilai harga ayam akan sulit kembali ke level Rp 30.000 per kg. “Ada MBG, jadi ayam untuk turun Rp 30.000 itu kayaknya enggak bisa,” tambahnya.

Kenaikan ini langsung berdampak pada minat beli. Dewi mengaku omzetnya menurun karena banyak pelanggan mengurangi jumlah belanja.

“Ya tidak begitu ramai. Pembeli juga enggak berani beli banyak. Katanya uangnya harus dibagi-bagi karena semua harga naik,” katanya.

Iklan Wirajatimkso - Potrait

Dalam kondisi normal, ia bisa menjual hingga 5 kuintal ayam di hari ramai. Namun, saat ini penjualannya menurun signifikan.

“Sekarang keluar barangnya sedikit, berkurang. Kecuali kalau ada pesanan khusus,” terangnya.

Selain daging ayam, ia juga menjual balungan ayam seharga Rp 5.000 per kg dan jeroan ayam Rp 30.000 per kg.

Kenaikan ini juga dirasakan pembeli seperti Umrotin (43), yang menggunakan ayam sebagai bahan baku usaha mie ayamnya.

“Biasanya saya bisa beli agak banyak untuk jualan mie ayam, tapi sekarang harus dikurangi soalnya mahal. Modal makin besar, sementara kalau harga jual dinaikkan pelanggan pasti banyak yang protes,” keluhnya.

Ia kini harus lebih berhati-hati mengatur modal harian dan memangkas jumlah pembelian.

“Kalau harga naik segini, ya jelas berat buat pedagang kecil. Kita ini nyesuaiin sama pelanggan juga. Kalau mie ayam dinaikkan harganya, takutnya malah makin sepi,” ucap Umrotin.

Ia berharap pemerintah atau pemasok dapat mengambil langkah stabilisasi harga. “Semoga cepat turunlah, biar pedagang kecil kayak kami enggak makin susah,” harapnya.

 

(Pray/Editor Aro)

#Daging Ayam

#Harga Daging Ayam

#Jawa Timur

#Jombang

#Nataru

#Program MBG

#Program MBG picu kenaikan harga daging ayam

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.